BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Tumbuhan terbagi atas dua sub kingdom yaitu :
gymnospermae (tumbuhan biji terbuka) dan angiyospermae (tumbuhan biji
tertutup). Angiyospermae dikelompokan kembali menjadi tumbuhan biji berkeping
satu (monocotyledon) dan tumbuhan biji berkeping dua (dicotyledon). Untuk membedakan tumbuhan biji berkeping satu
dan tumbuhan berkeping dua, dengan mengamati bentuk kecambah yang kelak akan
membentuk tumbuhan baru. Contoh tumbuhan biji berkeping satu yaitu : berbagai
jenis kelapa, padi, jagung, sagu, dan lain – lain. Adapun contoh tumbuhan biji
berkeping dua, yaitu : kacang hijau, kacang tanah, kacang panjang, dan lainnya.
Salah satu contoh tanaman berkeping dua adalah
kacang hijau. Kacang hijau merupakan tumbuhan dengan proses perkecambahan yang
sederhana. Kacang hijau dapat tumbuh hanya dengan kondisi lembab. Kondisi yang
lembab akan mempengaruhi proses awal perkecambahan dengan terbukanya lapisan
terluar atau kulit biji kacang hijau. Terbukanya lapisan tersebut disebabkan
terbentuknya ujung bakal akar. Kemudian akar tersebut akan tumbuh dan keping
lembaga akan terbuka pula dari kulit kacang hijau. Keping lembaga akan
membentuk daun, yang nantinya akan membuat makanan sendiri melalui proses
fotosintesis.
Proses perkecambahan kacang hijau dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Ada faktor internal dan faktor internal. Faktor internal
adalah faktor yang mempengaruhi perkecambahan dari dalam kacang hijau. Seperti
gen dan hormon. Sedangkan faktor ekternal adalah faktor yang mempengaruhi
perkecambahan dari luar kacang kacang hijau. Seperti sinar matahari, air,
kelembaban, dan pH.
Dari seluruh faktor eksternal tersebut, peneliti
tertarik untuk meneliti mengenai sinar matahari terhadap perkecambahan. sehingga
peneliti menarik judul dalam penelitiannya yaitu, PENGARUH SINAR MATAHARI
TERHADAP PERTUMBUHAN KECAMBAH KACANG HIJAU.
1.2 Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah : “Bagaimana Pengaruh Sinar Matahari Terhadap
Pertumbuhan Kecambah Kacang Hijau?”
1.3 Tujuan
Penelitian
Tujuan
dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh sinar matahari terhadap
pertumbuhan kecambah kacang hijau.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat
penelitian ini, yaitu :
a)
Untuk menambah khazanah atau ilmu
pengetahuan.
b)
Sebagai acuan pembelajaran mengenai
membuat karya tulis baik siswa maupun guru.
c)
Sebagai referensi pembelajaran tentang
pertumbuhan perkecambahan terhadap faktor eksternal khususnya sinar matahari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Klasifikasi Kacang
Hijau
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus: Phaseolus
Spesies: Phaseolus radiatus L (Anonim, http://www.plantamor.com/index.php?plant=981, diakses pada tanggal 27 Juli 2012).
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus: Phaseolus
Spesies: Phaseolus radiatus L (Anonim, http://www.plantamor.com/index.php?plant=981, diakses pada tanggal 27 Juli 2012).
2. 2 Morfologi Kacang Hijau
Tanaman
kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60
cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk
bulat dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu.
Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hiaju tua.
Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri.
Polong kacang hijau berebntuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna hitam atau coklat. Setiap polong berisi 10-15 biji.
Biji kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengilap, beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat dan hitam . Tanaman kacang hijau berakar tunggang dengan akar cabang pada permukaan (Caray, http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/02/kacang-hijau.html, diakses pada tanggal 27 Juli 2012).
Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hiaju tua.
Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri.
Polong kacang hijau berebntuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna hitam atau coklat. Setiap polong berisi 10-15 biji.
Biji kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengilap, beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat dan hitam . Tanaman kacang hijau berakar tunggang dengan akar cabang pada permukaan (Caray, http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/02/kacang-hijau.html, diakses pada tanggal 27 Juli 2012).
2. 3 Definisi Pertumbuhan dan
Perkembangan
Pertumbuhan
adalah proses pertambahan volume yang irreversible (tidak dapat kembali)
karena adanya pembelahan mitosis atau pembesaran sel, dapat pula disebabkan
oleh keduanya. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif.
Sedangkan perkembangan adalah terspesialisasinya sel-sel menjadi struktur
dan fungsi tertentu. Perkembangan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran, tetapi
dapat dinyatakan dengan perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan. Pertumbuhan
dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan perkecambahan biji. Kemudian,
kecambah berkembang menjadi tumbuhan kecil sempurna, yang kemudian tumbuh
membesar. Setelah mencapai masa tertentu tumbuhan akan berbunga dan
menghasilkan biji kembali (Alfiyan, http://alfiyanfaqih.blogspot.com/2011/08/pengaruh-cahaya-matahari-terhadap.html, diakses pada tanggal 27 Juli
2012).
2. 4 Proses Perkecambahan
Perkecambahan
adalah proses pengaktifan kembali aktivitas pertumbuhan embryonic axis di dalam biji yang terhenti untuk kemudian membentuk
bibit. Selama proses pertumbuhan dan pemasakan biji, embryonic axis juga tumbuh. Secara visual dan morfologis suatu biji
yang berkecambah umumnya ditandai dengan terlihatnya radikel atau plumula yang menonjol keluar dari biji.
Proses perkecambahan merupakan suatu rangkaian kompleks dari
perubahan-perubahan morfologi, fisiologi, dan bio kimia. Pada tanaman, tahapan
perkecambahan yaitu : penyerapan air, munculnya radikula dan plumula, membentuk
daun, dan membentuk biji baru (Anonim, http://task-list.blogspot.com/2011/03/perkecambahan.html, diakses pada tanggal 27
Juli 2012).
2. 5 Faktor Internal Perkecambahan
Kacang Hijau
Faktor Internal
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan : Genetik adalah faktor pembawa sifat menurun yang
terdapat dalam sel makhluk hidup. Gen bekerja untuk mengkodekan aktivitas dan
sifat yang khusus dalam pertumbuhan dan perkembangan. Enzim merupakan
suatu makromolekul (protein) yang mempercepat suatu reaksi kimia dalam tubuh
makhluk hidup (Biokatalisator). Suatu rangkaian reaksi dalam tubuh makhluk hidup tidak dapat berlangsung
hanya melibatkan satu jenis enzim.Perbedaan jenis gen menyebabkan terjadinya
perbedaan respons pertumbuhan terhadap kondisi lingkungan yang sama Hormon
(fitohormon) merupakan zat
pengatur tumbuh, yaitu molekul organik yang dihasilkan oleh satu bagian
tumbuhan dan ditransportasikan ke bagian lain yang dipengaruhinya.Hormon dalam
konsentrasi rendah menimbulkan respons fisiologis. Terdapat 2 kelompok hormon
yaitu hormon pemicu pertumbuhan (auksin, Giberelin dan sitokinin) dan hormon
penghambat pertumbuhan (asam absisat, gas etilen, hormon kalin dan asam
traumalin). Hormon auksin digunakan dalam kacang hijau. Auksin banyak
diproduksi di jaringan meristem. Kadar auksin dipengaruhi oleh cahaya matahari,
dan auksin mempengaruhi percepatan pembelahan sel pada daerah meristem apikal.
Struktur yang paling dikenal adalah IAA (Indol Acetik
acid), yang mirip dengan asam amino triptophan. Aktivitasnya dihambat oleh
cahaya matahari. Auksin disintesis di
meristem apikal, daun-daun muda dan biji (Anonim,
http://www.google.co.id/#hl=id&biw=1366&bih=639&sclient=psy-ab&q=faktor+internal+enzim+dan+hormon+perkecambahan&oq=faktor+internal+enzim+dan+hormon+perkecambahan&gs_l=serp.12...0.0.6.112.0.0.0.0.0.0.0.0..0.0...0.0...1c.2Z-GQxuEIo4&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.,cf.osb&fp=b119564fbdf1c01, diakses pada tanggal 27 Juli
2012).
2. 6 Faktor Eksternal Sinar
Matahari
Cahaya atau
sinar matahari sangat diperlukan tumbuhan hijau untuk kelangsungan hidupnya,
sebab sinar matahari merupakan sumber energi yang digunakan untuk proses
berlangsungnya fotosintesis di dalam daun-daun tumbuhan hijau. Dari proses
fotosintesis akan menghasilkan zat makanan yang sangat berpengaruh terhadap
pembelahan sel pada pertumbuhan tanaman (Anonim, http://www.google.co.id/#hl=id&biw=1366&bih=639&sclient=psy-ab&q=faktor+internal+enzim+dan+hormon+perkecambahan&oq=faktor+internal+enzim+dan+hormon+perkecambahan&gs_l=serp.12...0.0.6.112.0.0.0.0.0.0.0.0..0.0...0.0...1c.2Z-GQxuEIo4&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.,cf.osb&fp=b119564fbdf1c01, diakses pada tanggal 27 Juli 2012).
BAB III
METODE
PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat
yang digunakan, yaitu :
-
Gelas aqua bekas (wadah) 3 buah,
-
Kapas,
-
Penggaris,
-
Kertas, dan
-
Polpen.
Dan bahan yang digunakan, yaitu :
-
Biji Kacang hijau 15 biji, dan
-
Air secukupnya.
3.2
Waktu dan Tempat Penelitian
Hari
: Minggu s/d Jum’at
Pukul : 09.30 WITA
Tempat : Jalan Kihajardewantara no. 18, RT
03 RW 03, Kelurahan Pekat, Bukit Tinggi, Kecamatan Sumbawa.
3.3
Cara Kerja
a)
Menyiapkan alat dan bahan.
b)
Melembabkan kapas dengan air.
c)
Meletakkan kapas lembab tersebut pada wadah gelas.
d)
Meletakkan kecambah masing – masing 5 biji pada ketiga wadah.
e)
Mengamati pertumbuhan pada kecambah selama 6 hari.
f)
Mengukur kecambah menggunakan penggaris.
g)
Menuliskan hasil penelitian pada laporan penelitian.
3.4
Pengambilan Data
Pengambilan
data menggunakan diskriptif kuantitatif, yaitu menjelaskan hasil pengamatan
berdasarkan data yang ada.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.
1 Hasil Penelitian
Tabel
Penelitian
a) Penelitian
kecambah terhadap sinar matahari
Kacang Hijau
|
Tinggi Kecambah hari ke-
|
Keterangan
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
||
1
|
0,30
|
0,80
|
1,20
|
1,50
|
1,70
|
2,50
|
Memiliki 2 daun
|
2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
4
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Tinggi rata-rata
|
0,30
|
0,80
|
1,20
|
1,50
|
1,70
|
2,50
|
*tabel 1
b) Penelitian
kecambah tanpa sinar matahari
Kacang Hijau
|
Tinggi Kecambah hari ke-
|
Keterangan
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
||
1
|
0
|
1,10
|
2,10
|
6,40
|
12,50
|
18,40
|
Memiliki 2 daun
|
2
|
1,20
|
1,60
|
4,30
|
8,20
|
14,30
|
20,80
|
Memiliki 2 daun
|
3
|
0
|
0
|
0
|
1,20
|
1,50
|
2,10
|
-
|
4
|
0
|
0,80
|
1,90
|
4,10
|
9,00
|
14,50
|
Memiliki 2 daun
|
5
|
0
|
0,50
|
0,90
|
1,10
|
1,40
|
1,90
|
-
|
Tinggi rata-rata
|
0,24
|
0,80
|
1,84
|
4,20
|
7,74
|
11,54
|
*tabel
2
c) Penelitian
kecambah sebagai kontrol
Kacang Hijau
|
Tinggi Kecambah hari ke-
|
Keterangan
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
||
1
|
0
|
0,40
|
0,70
|
1,90
|
5,40
|
11,70
|
Memiliki 2 daun
|
2
|
0
|
0,60
|
1,30
|
1,50
|
2,10
|
6,80
|
Memiliki 2 daun
|
3
|
0
|
0,20
|
0,40
|
0,90
|
1,90
|
2,50
|
Memiliki 2 daun
|
4
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1,40
|
-
|
Tinggi rata-rata
|
0
|
0,30
|
0,60
|
1,08
|
2,35
|
5,60
|
*tabel
3
4.2
Pembahasan
Pada tabel 1 dari hasil penelitian,
ditemukan rata-rata tinggi tumbuhan untuk hari pertama yaitu 0,30 cm. Di jam yang sama untuk hari kedua
memiliki tinggi rata-rata 0,80 cm. Kemudian untuk hari ketiga memiliki
rata-rata tinggi 1,20 cm. Hari kelima mencapai tinggi rata-rata 1,50 cm. Hari
kelima 1,70 cm dan hari keenam 2,50 cm.
Selanjutnya untuk tabel 2, pada hari
pertama rata-rata tinggi tumbuhan 0,24 cm. Kemudian hari kedua rata-rata tinggi
tumbuhan menjadi 0,80 cm. Hari ketiga rata-rata tinggi tumbuhan kacang hijau
1,84 cm. Hari keempat rata-rata tinggi mencapai 4,20 cm. Hari kelima rata-rata
tinggi menjadi 7,74 cm dan hari keenam mencapai 11,54 cm.
Pada
tabel 3, hari pertama rata-rata tinggi tumbuhan kacang hijau 0 cm. Mulai tumbuh pada hari kedua menjadi 0,30
cm. Hari ketiga mencapai ketinggian 0,60 cm. Lalu rata-rata meningkat hari
keempat mencapai 1,08 cm. Kemudian hari kelima mencapai tinggi rata-rata 2,35
cm dan hari keenam menjadi 5,60 cm.
Dari
ketiga pengamatan tersebut, pertumbuhan kecambah kacang hijau pada sinar
matahari lebih pendek dibandingkan dengan tinggi pertumbuhan kecambah kacang
hijau sebagai variabel pengontrol. Sedangkan pertumbuhan kecambah kacang hijau
yang berada di tempat gelap (tanpa sinar
matahari) lebih tinggi dibandingkan dengan tinggi pertumbuhan kecambah kacang
hijau sebagai variabel pengontrol.
Hal
ini disebabkan, karena pada proses perkecambahan dalam kacang hijau bekerja
hormon auksin. Hormon auksin pada kacang hijau banyak
diproduksi di jaringan meristem. Hormon ini berfungsi dalam mempercepat
pembelahan pada daerah meristem apikal. Kadar auksin yang banyak diproduksi,
mengalami penurunan diakibatkan pengaruh dari sinar matahari. Oleh karena itu,
proses perkecambahan kacang hijau yang dilakukan mengenai sinar matahari
mengalami penghambatan pertumbuhan. Sehingga ukuran tingginya lebih rendah dari
perkembangan kacang hijau pengontrol. Sebaliknya pada proses perkecambahan di daerah
tanpa sinar matahari mengalami peningkatan hormon auksin. Jadi, perkecambahan
kacang hijau tersebut ukurannya lebih tinggi dari perkecambahan kacang hijau
pengontrol.
BAB V
SARAN DAN KESIMPULAN
5.
1 Simpulan
Dari pengamatan yang telah dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa sinar matahari dapat menghambat proses pertumbuhan kecambah kacang hijau.
5.2
Saran
a)
Proses penelitian perkecambahan terhadap
perlakuan yang terkena sinar matahari, ketika malam hari penyinaran melalui
lampu.
b)
Sedangkan terhadap perlakuan yang tidak
terkena sinar matahari, menggunakan kotak atau semacamnya yang mencegah
terjadinya kontak dengan sinar matahari maupun lampu.
c)
Dalam penelitian terutama pengukuran
hendaknya satu orang saja yang mengukur agar tidak terjadi distorsi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
Plant. http://www.plantamor.com/index.php?plant=981, diakses pada tanggal 27 Juli 2012.
Caray,
Kacang Hijau. http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/02/kacang-hijau.html, diakses pada tanggal 27 Juli
2012.
Alfiyan,
Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Perkecambahan. http://alfiyanfaqih.blogspot.com/2011/08/pengaruh-cahaya-matahari-terhadap.html, diakses pada tanggal 27 Juli
2012.
Anonim,
http://task-list.blogspot.com/2011/03/perkecambahan.html, diakses pada tanggal 27
Juli 2012
(Anonim,
http://www.google.co.id/#hl=id&biw=1366&bih=639&sclient=psy-ab&q=faktor+internal+enzim+dan+hormon+perkecambahan&oq=faktor+internal+enzim+dan+hormon+perkecambahan&gs_l=serp.12...0.0.6.112.0.0.0.0.0.0.0.0..0.0...0.0...1c.2Z-GQxuEIo4&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.,cf.osb&fp=b119564fbdf1c01, diakses pada tanggal 27 Juli
2012).
LAMPIRAN
– LAMPIRAN