Jumat, 25 Juli 2014

Dialogue For Better Understanding and As a Tool of Conflict Resolution.



Source : Indonesian Youth Dialogue
Addition by : Mochammad Isro Al fajri 

Youth with various backgrounds and ideas in action for wolrd peace. Dialogue and spirit of Bhineka Tunggal Ika (Unity in Diversity) the spirit of Indonesia. Bhineka Tunngal Ika (unity in diversity) is widely known as indonesian motto which means despite the diversities in Indonesia, Indonesia is stil united by the nation, Indonesia. This fundamental value has to be keep in mind and implement in daily life. Indonesia is known of its abundant diversities (local language, cultures, races, religions, beliefs, and so on). Proud of and respect it. Ironically, these amazing source of multicultural value often  be a trigger to conflict among different group within our nation. Young generation has responsibility to preserve this diversities, value of the national motto and make sure each youg generation indonesia have spirit to be united.
Song, one of the many united factor. Multicultural value of the global citizenship with the rich diversities of Indonesia, to make a motto aims the diiference can be a factor to be united, like the official song football world cup “we are one” in Brazil 2014, this song reflect the different can be unity, we are one not two or three, just one and the only one. If we look the various background with different language, cultures, religion, and nation. This song, can be a soul in every person from arround the world Visited in brazil that there is no differences but just a fair play and United Spirit. From the simple things like Song, there is not impossible to create world peace, from the little things to big things.
Conflict that happen intergroup in society are often triggered by prjudice and negative stereotype. These prejudice and negative stereotype of certain groups of society, race, or religion can lead to miss understanding, a failure in diaogue between two or more groups, and threatened feeling by other groups.  Indonesia with abundant diversities, that can be a trigger of the conflict. In exampe like Sumbawa Tragedy in 2013, that was happened when Born day of Sumbawa Regency on January 20th my lovely town, a bloody clonflict happened between two tribes Sumbawa and Bali that was stimulated by misunderstanding between the two, that a far from motto and way of life Sumbawa people “Samawa Sabalong Samalewa” Means that Balance between religion and life, Sumbawa with peace love of people from more than hundreds years ago but that is gone, like Nightmare to every people in Sumbawa. That tragedy was happened because missunderstanding between them. We can also mention more cases such as what happened in Sampit, Poso, Sampang, Lombok, Dompu, and so on. If we retrieve backward the initial problem, we think back of dialogue. Different result would have emerge if we took our time to dialogue with other and created mutual understanding. Therefore, it is proven that dialogue is an essential thing not only for resolving conflicts, but also for our daliy living.
Consider the importance and urgency of dialogue as a tool of conflict resolution. Youth empowerment and also community building. Most conflicts are stemmed from differences in views and values, thus an opportunity to share ideas and thought with others and thought with others adn to understand each other. With The Dialogue, offering an opportunity to tackle bad issues and to find alternative ways or solutions, and the most important things is we as the young generation with the young spirit, believe that every youth have an own ideas and soul for world peace.

DIBALIK KEMEGAHAN PACUAN KUDA




Oleh : Mochammad Isro Al Fajri
Festival moyo tahun 2013, dengan salah satu rangkaian acaranya adalah pacuan kuda, pacuan kuda dilaksanakan pada tanggal 19-29 September 2013 di arena pacuan kuda angin laut desa penyaring kecamatan moyohilir kabupaten Sumbawa. Pacuan kuda di Sumbawa memiliki ciri khas tersendiri dengan rata-rata menggunakan joki yang masih duduk di bangku sekolah dasar,  arena pacuan yang jauh, fasilitas yang minim, infrastruktur jalan yang  rusak, dan penyediaan fasilitas penginapan bagi para peserta pun dapat dikatakan tidak ada, serta penjagaan dari aparat kepolisian masih sangat minim.
Joki Cilik Pacuan Kuda Sumbawa, 2013
 ini  merupakan acara yang besar dengan tanpa adanya persiapan dan kesiapan dari pemerintah maupun dinas terkait, bahkan dapat dikatakan peran dari tokoh masyarakat mengambil bagian besar dalam suksesnya acara pacuan kuda ini, memang sangat disayangkan selain orang yang memiliki kekayaan dan kekuasaan dapat dengan sesuka hati  menjadikan pacun kuda sebagai lahan bisnis untuk menambah kekayaan dirinya, selain itu bagi para bos joki pun mengambil keuntungan dengan prinsip ekonomi “kotor”  untuk mendiskriminasi para joki-joki yang umumnya masih duduk dibangku sekolah dasar, sangat menyedihkan memang untuk seumuran anak bawang sudah merasakan pahit dan kerasnya kehidupan, mereka harus melupakan impian dan cita-cita mulia mereka, mengorbankan pendidikan mereka, mengorbankan waktu untuk berkumpul bersama orangtua tercinta. Mengapa di era Reformasi seperti ini masih saja terjadi “perbudakan berdasi”  dengan berdalih ingin memberdayakan joki-joki tetapi sesungguhnya hanya memanfaatkan jasanya untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya namun untuk para joki merasakan kesedihan yang teramat perih.
 Joki merupakan korban yang sesungguhnya banyak joki yang sudah mengenal nikotin, lupa akan ilmu agama, bahkan bagi joki yang duduk di bangku kelas 6 SD ada yang tidak dapat membaca. Joki yang sudah terbiasa melalaikan waktu untuk beribadah buan semata-mata kesalahan dirinya sendiri namun dikarenakan situasi dan kondisi di arena joki yang terpelosok jauhnya tidak memiliki tempat peribadatan. Padahal yang terpenting di usia mereka adalah penanaman karakter yang dapat tertanam hingga dewasa. Memang sangat miris dan tragis, mungkin dua kata itu yang dapat  mewakilkan  kegagalan pemerintah untuk mewujudkan salah satu tujuan bangsa yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan keadilan sosial bagi masyarakat Indonesia untuk matahari kehidupan bangsa ini.

Kunjungan Pertama Kali ke Universitas Indonesia (The yellow jacket)



Oleh : Mochammad Isro Al fajri
Sehari sebelum keberangkatan ke Sumbawa saya dan ke-empat teman saya, mengunjungi kampus Universitas Indonesia di Depok untuk bertemu tim IGEM UI yang mendapat medali perak Oktober lalu di Hongkong, untuk pergi ke kampus UI kami memilih menggunakan transportasi kereta api, tidak sesuai dengan padangan kami di TV, ternyata naik kereta api itu adalah sesuatu hal yang menyenangkan dan nyaman apabila pada waktu bukan jam pergi dan pulang kerja, ini adalah kesan yang baik karena ini juga pertamakali saya dan teman-teman menggunakan alat transportasi ini, 

Diskusi
 setelah berganti kereta dua kali kami sudah sampai di stasiun UI Depok. Universitas Indonesia adalah tempat kuliah idaman saya setelah Institut Teknologi Bandung sewaktu SMA, akhirnya saya bisa menginjakan kaki di UI meskipun hanya berkunjung tetapi itu sudah membuat hati saya senang dan bahagia. Selain itu tempat pertemuan kami di bagian perpustakaan Univ. Indonesia yang baru di bangun. Kampus yang besar harus juga memiliki perpustakaan yang Besar itu semua terlihat di 
Sumbawagen bersma tim iGEM UI 2013

Universitas Indonesia Perpustakaan yang besar dan nyaman dilengkapi beberapa brand terkenal seperti Strabucks Cofee restaurant korea, koneksi internet yang cepat, ruang baca yang nyaman dilengkapi AC, lift, dan beberapa unit PC apple yang disediakan. Sehingga membuat mahasiswa dan mahasiswinya betah untuk baca dan berdiskusi di perpustakaan.  Kami sempat bertukar pengalaman, pikiran dan wawasan mengenai kampus dan khususnya kompetisi IGEM, karena kami juga termasuk salah satu peserta dari Indonesia selain ITB dan UI, perbincangan sangat menarik dan menghasilkan, selain di universitas Indonesia yang mengaami kesulitan di masalah pendanaan dan dukungan kampus untuk mengikuti IGEM competiton
 
Foto Bersama didepan gedung Rektorat UI

kalau kami lebih kepada masalah perlengkapan laboratorium dan infrastruktur penunjang lainnya, dan sama-sama menglamai kesulitan dalam pembuatan WIKI. Kami saling sharing, agar nantinya kedepan kami dapat berdiri sendiri dalam pembuatan WIKI dan keikutsertaan kami dalam kompetisi IGEM.

Lebih Suka Menulis di Blog atau di media masa



Lebih suka menulis di Blog atau di media massa.

Nama               : Mochammad Isro Alfajri
Asal                 : Universitas Teknologi Sumbawa
Fakultas           : Teknobiologi
Jurusan            : Bioteknologi

Menulis di media massa dan Blog adalah hal yang sama-sama menarik, menulis adalah cara yang paling mudah dan mengasyikkan untuk berbagi terhadap sesama apa yang kita miliki dan apa pelajaran serta pengalaman yang terjadi di kehidupan yang indah ini dengan berbagai macam tantangan dan persaingan, namun harus tetap memiliki keinginan untuk berbagi. Menulis melalui media blog merupakan cara termudah agar tulisan kita dapat dibaca semua orang di seluruh dunia  tanpa ada editor, redaksi, hal lainnya yang membuat tulisan dan karangan dari hati kita tidak dapat dilihat atau dibaca semua orang tanpa adanya batasan maksimum kalimat, kata, huruf ataupun tema yang ingin kita tulis, seakan-akan dunia blog adalah dunia kita, dunia yang bebas, dunia dimana hati kita dapat berbicara dan mengatakan apa yang dia rasakan, dunia dapat melihat tulisan kita yang memiliki mimpi dan cita-cita mulia yang mungkin itu belum tercapai, dan suatu saat nanti akan terwujud. Blog bukan sekedar situs melainkan dunia kita sebagai sang pemimpi dan pujangga, yang akan menceritakan kisah yang telah lalu atau yang terjadi saat ini bahkan akan menceritakan apa yang akan terjadi di masa depan. Blog adalah suatu media yang “Bebas, Langsung, Original, dan Global”.

Lebih Suka Menulis di Blog atau di media masa



Lebih suka menulis di Blog atau di media massa.

Nama               : Mochammad Isro Alfajri
Asal                 : Universitas Teknologi Sumbawa
Fakultas           : Teknobiologi
Jurusan            : Bioteknologi

Menulis di media massa dan Blog adalah hal yang sama-sama menarik, menulis adalah cara yang paling mudah dan mengasyikkan untuk berbagi terhadap sesama apa yang kita miliki dan apa pelajaran serta pengalaman yang terjadi di kehidupan yang indah ini dengan berbagai macam tantangan dan persaingan, namun harus tetap memiliki keinginan untuk berbagi. Menulis melalui media blog merupakan cara termudah agar tulisan kita dapat dibaca semua orang di seluruh dunia  tanpa ada editor, redaksi, hal lainnya yang membuat tulisan dan karangan dari hati kita tidak dapat dilihat atau dibaca semua orang tanpa adanya batasan maksimum kalimat, kata, huruf ataupun tema yang ingin kita tulis, seakan-akan dunia blog adalah dunia kita, dunia yang bebas, dunia dimana hati kita dapat berbicara dan mengatakan apa yang dia rasakan, dunia dapat melihat tulisan kita yang memiliki mimpi dan cita-cita mulia yang mungkin itu belum tercapai, dan suatu saat nanti akan terwujud. Blog bukan sekedar situs melainkan dunia kita sebagai sang pemimpi dan pujangga, yang akan menceritakan kisah yang telah lalu atau yang terjadi saat ini bahkan akan menceritakan apa yang akan terjadi di masa depan. Blog adalah suatu media yang “Bebas, Langsung, Original, dan Global”.

Sumbawa Menyapa Nusantara



Oleh : Mochammad Isro Alfajri

Jakarta ibukota negara Indonesia kota besar dengan berbagai macam aktivitas dan kepadatan perumahan dan kendaraan dimana-mana, jauh di bagian timur jakarta kota kecil dengan jumlah penduduk yang sedikit dan daerah yang luas yaitu Sumbawa. Universitas teknologi Sumbawa jurusan Bioteknologi dengan adanya sejuta harapan kampus yang ada dipundak kami, dengan seluruh kemampuan yang kami miliki kami akan melakukan yang terbaik untuk kampus yang kami banggakan.
Hari itu pun tiba, Jakarta kami akan menuju kesana dengan agenda utama “Pertamina Foundation Scholars Gathering 2013 Se-Indonesia” almamater kebanggan kami akan dikenal di seluruh Indonesia, Sumbawa dan daerahnya akan diketahui seluruh potensi dan kekayaan budayanya.
Tanggal 29 November, petualangan pun dimulai, saya dan 19 orang teman lainnya yang menerima beasiswa sobat bumi akan menuju ke lombok kemudian dilanjutkan ke Jakarta, titik keberangkatan di rumah warek II dengan menggunakan jasa Panca sari Travel, kami berangkat disaksikan oleh civitas akademik UTS, orang tua kami yang tercinta, dan teman-teman Universitas teknologi Sumbawa. Dengan rasa haru dan keinginan untuk membawa almamater kami akan dikenal di Seluruh Indonesia di tahun pertama ini, kami berharap kepada sang kuasa untuk memberikan kemudahan langkah dan hati kami.
Pertama Kali naik pesawat, 2013
Setelah beberapa jam kemudian kami tiba di Pelabuhan Poto Tano untuk kemudian menuju ke Pelabuhan Kayangan Lombok, di atas kapal feri kami beristirahat dan kami sebagai pusat perhatian karena jaket yang kami gunakan, jaket kami berlambangkan Pertamina foundation scholars. Dengan nama besar Pertamina yang kami gunakan, setelah tiba di Pelabuhan kayangan kami menuju ke Jatatur yang mengurus tiket, akomodasi dan keberangkatan kami menuju Jakarta, Jam 04.00 WITA kami tiba di jatatur. Disana ada sedikit gangguan dari para supir taxi yang membuat kegaduhan karena kami tidak menggunakan taxi untuk berangkat ke Bandra Internasional Lombok (BIL), setelah masalah taxi telah berlalu dan kemudian kami menuju ke BIL dengan kendaraan yang disediakan Jatatur masalah tidak berhenti sampai di situ, ditengah perjalanan salah satu mobil yang kami tumpangi mengalami pecah ban, kemudian dengan gerakan cepat supir mengganti ban dan tentunya dengan bantuan dan kerjasama dari kami.
Universitas Teknologi Sumbawa Fakultas Bioteknologi
Di Bandara kami melaksanakan shalat subuh berjamaah kemudian kami check in dan mengurus bagasi kami, ada moment yang sangat menarik di saat kami sedang mengurusi tiket dan bagasi kami kami bertemu dengan Bupati Sumbawa Barat, saya sangat senang bertemu dengan bupati KSB dengan auranya yang positif dan bijaksana. Dan ternyata juga  kami satu nomor penerbangan JT 651 Lion Air bersama beliau. Setelah itu ada tugas tambahan yaitu titipan paket dari rektor kami yang tercinta.
Setelah beberapa saat akhirnya pesawat kami take off dan terbang menuju Jakarta, bertemu dengan pramugari yang ramah dan cantik membuat hati bahagia dan azhar yang berusaha survive dari mabuk darat, laut serta udara. Satu jam empat puluh menit kemudian pesawat kami pun landing di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta.
Kami bersiap menuju ke daerah BSD F5 kediaman Rektor kami tercinta DR. Zulkifiemansyah M.Sc. Menggunakan empat buah mobil, kesan pertama sampai di Jakarta adalah kota besar, ramai, banyak gedung bertingkat. Setelah beberpa jam dan beberapa tol yang kami lewati akhirnya kami sudah tiba di kawasan taman Giri Loka F5 sekitar jam 10 pagi.
Kami pun menyempatkan diri untuk berenang setelah membenahi barang-barang kami, suasana hati yang bahagia bersama teman-teman seperti suatu hal yang lebih dari cukup untuk membuat saya bahagia. Schedule kami selanjutnya mengunjungi PUSPIPTEK bahagia sudah dapat mengunjungi pusat penelitian di negeri ini, dengan suasana yang semi hutan dan gedung-gedung besar dengan berbagai ilmu aplikatif .terbesit di sanubari untuk suatu saat nanti melakukan penelitian disini, hati dan jiwa pun kembali semangat untuk belajar dan meningkatkan kualitas skill lab khususnya di bidang Bioteknologi, disana kami ditemani oleh ibu Dr. Is heliyanti Ph.D di bagian BPPT Bioteknologi Industri, kami mengunjungi beberpa laboratorium diantaranya Lab. Mikologi, Lab. Biologi Molekuler Non Virus, Lab. Fermentasi, Lab. Bioseparasi, ruang Herbarium, Lab. Pilot plan pangan. Di sana juga bertemu dengan Dr. Amal yang sekaligus mencarikan kami kendaraan untuk pulang.
Keesokan harinya kami bersiap menuju daerah taman wisata gunung pancar, Bogor. Kami di jemput dengan kendaraan yang telah disediakan oleh Pertamina Foundation. Sesampainya kami di sana kami check in dan mendapatkan baju, tas dan sleeping bad. Kesan pertama sesampainya disana asri, indah, alami, dan pastinya akan menyenangkan bertemu dengan teman-teman seluruh Indonesia. Kami di bagi atas beberapa kelompok dan sayaberada di Peleton sat, setelah itu kami menuju ke perkemahan kami dan menaruh barang setelah itu kami menuju ke Blok A untuk melaksanakan shalat Jumat pertama kali di gunung pancar. Makan siang pun setelah shalat jumat kami berkenalan dengan region jawa timur yang terdiri dari UNAIR, UNESA, dan ITS. Sore pun tiba, acara pembukaan dimulai, Pertamina Foundation kami adalah sobat bumi “cintai bumi selamatkan bumi “ sebagai generasi hijau yang membawa perubahan di bumi pertiwi ini. Kami banyak bertukar cerita ternyata kami adalah yang termuda diantara semua peserta yang rata-rata sudah tahun ke-3 dan yang membuat kami spesial adalah ketika kampus kami Universitas Teknologi Sumbawa memudahkan langkah kami, dan care terhadap kami yang tidak dimiliki oleh seluruh universitas peserta yang ada, kami sangat bersyukur atas hal yang sebenarnya kecil tetapi bagi kami itu sangat berarti dan istimewa bagi kami.
Di hari pertama kami diberikan materi oleh abah rama dengan tema talent mapping, yang dapat mengetahui bakat, membuka jalan dan menjadi yang terbaik Abah Rama berpesan untuk tidak takut berpindah jurusan atau anda hanya akan menjadi orang yang biasa-biasa saja. Kemudian pembicara berikutnya oleh Lendo Novo seorang akademis dan aktivis yang memilik semangat juang yang tinggi untuk lingkungan, beliau memberikan kami sebuah prinsip bahwa “ jangan pernah merasa minder dengan orang barat atau orang luar yang notabennya negara maju tetapi kesemuanya itu negara Indonesia yang menyediakan oksigen bagi seantero bumi”.
 
Pertamina Foundation Scholars 3
Hari kedua di acara Pertamina Foundation kami di bagi atas 20 grup, dan saya termasuk grup 14 dengan dari berbagai macam universitas se-Indonesia diantaranya univ. Andalas, UNESA, ITS, UNRAM, ITB, UNCEN  dengan jumlah anggota sebelas orang dan saya terpilih untuk memimpin mereka sebelumnya saya merasa canggung karena disini saya adalah paling muda di antara mereka semua yang rata-rata sudah masuk tahun ke-3, teman-teman kelompok sudah memilih saya dan sekarang saya harus melakukan yang terbaik untuk mereka. Sesudah pembagian kelompok kami diberikan materi 7 Habbit, Neuro Linguistic Program (NLP), The power of serve, itu semua membentuk agar pribadi kami lebih kuat dan lebih efisien dalam beraktivitas dan tentunya lebih mudah berinteraksi dengan masyarakat banyak. Setelah itu kami melakukan kegiatan “mini research” dengan beberapa teman dengan menanyaka potensi, peluang, dan masalah yang dihadapi teman-teman kami di daerahnya masing-masing, saya sempat berdiskusi dengan teman-teman yang berasal dari Padang, Bogor, Papua Barat, Malang, dan Aceh.
Malam harinya kami diberikan inspirasi di acara inspiration guest oleh Renald kasali, acara yang sangat menarik dan membuka wawasan kita yang banyak membahas tentang mindset, open mind, peradaban kamera, rendah diri, dan opportunity based. Banyak sekali yang kami dapatkan mencakup juga masalah kepemimpinan dan keihklasan yang banyak di alami oleh kami sebagai mahasiswa.
Hari ketiga di acara Pertamina Foundation berfokus pada acara outbound kami di atur sesuai dengan  20 kelompok lainnya untuk melihat kekompakan, kerjasama, komunikasi, dan rasa saling percaya yang terjalin antara sesama anggota tim dengan berbagai macam yel-yel tim, permainan yang membutuhkan konsentrasi dan kerjasama tim disini peran saya sebagai ketua tim harus dapat menyatukan dan menumbuhkan rasa saling percaya antara kami, dan setiap kemenangan yang kami peroleh kami akan berkumpul dan bersorak “asik-asik jos” yang akan membuat kekompakan kami semakin kuat terjalin, Tim 14 rival sejatinya adalah Tim 13  selama beberapa permainan kami 4 kali menang, 2 kali seri, dam tidak pernah kalah, hasil yang sangat memuaskan, dan awal yang baik bagi kami.
Ini Anggota Saya
Pada sore harinya kami melaksanakan acara Deklarasi sobat bumi  dengan angkatan kedua dan angkatan ketiga yang dihadiri oleh ibu Nina Nurlina Pramono selaku direktur eksekutif Pertamina Foundation. Deklarasi berjalan hikmat yang  membuat jiwa kepedulian kami terhadap sesama dan lingkungan kembali bangkit dan terbit bagaikan matahari pagi yang menyinari dunia ini, bagaikan pelangi yang kami dari berbagai suku dan derah bersatu untuk membuat Bumi kami menjadi indah dan hidup.
Kesan yang saya dapatkan selama tiga hari ini adalah belajar, berbagi, bergerak, bersama karena “together we can” jangan pernah kita melupakan masa lalu, karena kita harus belajar dari kesalahan yang pernah terjadi, kita harus melakukan yang terbaik untuk masa kini, dan kita akan berharap mempunyai masa depan yang cerah atas apa yang kita lakukan sekarang “learn from yesterday, live for today, and hope for tomorrow” .
Hari keempat di acara Pertamina Foundation berada di kantor Pertamina Pusat disana kami diberikan materi tentang Pertamina, kisah inspiratif, untuk menjadi pemimpin masa depan. Banyak sekali tokoh-tokoh yang dihadirkan diantaranya Ir. Edhi Sandra M.Si dari IPB, Prof. Dr. Subroto, Direktur gas Pertamina, dan tokoh lainnya. Acara ini mengambil tema “sejahtera bersama alam”. Kita akan mendapat hakikat kebahagiaan ketika di tanah kita dapat hidup dan berdampingan dengan kita. Hari ini adalah hari yang membuat semuanya indah ketika kami telah mengenal satu sama lain dan harus terpisahkan oleh waktu, dengan warna yang telah di goreskan di lembaran hidup masing-masing kemudian akan ada cerita indah dan perjalanan hidup berikutnya yang berbeda karena adanya pertemuan ini, dari perasaan sedih, bahagia, dan sekarang kita harus berjuang untuk mengejar impian dan cita-cita, kemudian bertemu dengan keberhasilan yang telah di genggaman menjadi pribadi dan personal yang baik dan lebih baik lagi, terimakasih teman-teman sobat bumi kalian semua memiliki tempat tersendiri di hati saya yang terdalam dan tak akan pernah pudar.
Acara Pertamina Foundation telah selesai sekarng kami kembali menuju rumah Rektor kami di BSD, dengan membawa sejuta kenangan dan harapan yang kemudian akan menjadisumber energi untuk bertarung dan memenangkan kehidupan.
Mencari Ilmu dan Pengalaman
Sehari sebelum keberangkatan ke Sumbawa saya dan ke-empat teman saya, mengunjungi kampus Universitas Indonesia di Depok untuk bertemu tim IGEM UI yang mendapat medali perak Oktober lalu di Hongkong, untuk pergi ke kampus UI kami memilih menggunakan transportasi kereta api, tidak sesuai dengan padangan kami di TV, ternyata naik kereta api itu adalah sesuatu hal yang menyenangkan dan nyaman apabila pada waktu bukan jam pergi dan pulang kerja, ini adalah kesan yang baik karena ini juga pertamakali saya dan teman-teman menggunakan alat transportasi ini, setelah berganti kereta dua kali kami sudah sampai di stasiun UI Depok. Universitas Indonesia adalah tempat kuliah idaman saya setelah Institut Teknologi Bandung sewaktu SMA, akhirnya saya bisa menginjakan kaki di UI meskipun hanya berkunjung tetapi itu sudah membuat hati saya senang dan bahagia. Selain itu tempat pertemuan kami di bagian perpustakaan Univ. Indonesia yang baru di bangun. Kampus yang besar harus juga memiliki perpustakaan yang Besar itu semua terlihat di Universitas Indonesia Perpustakaan yang besar dan nyaman dilengkapi beberapa brand terkenal seperti Strabucks Cofee restaurant korea, koneksi internet yang cepat, ruang baca yang nyaman dilengkapi AC, lift, dan beberapa unit PC apple yang disediakan. Sehingga membuat mahasiswa dan mahasiswinya betah untuk baca dan berdiskusi di perpustakaan.  Kami sempat bertukar pengalaman, pikiran dan wawasan mengenai kampus dan khususnya kompetisi IGEM, karena kami juga termasuk salah satu peserta dari Indonesia selain ITB dan UI, perbincangan sangat menarik dan menghasilkan, selain di universitas Indonesia yang mengaami kesulitan di masalah pendanaan dan dukungan kampus untuk mengikuti IGEM competiton, kalau kami lebih kepada masalah perlengkapan laboratorium dan infrastruktur penunjang lainnya, dan sama-sama menglamai kesulitan dalam pembuatan WIKI. Kami saling sharing, agar nantinya kedepan kami dapat berdiri sendiri dalam pembuatan WIKI dan keikutsertaan kami dalam kompetisi IGEM.


AYAM JANTAN DARI TANA SAMAWA


Oleh : Mochammad Isro Alfajri 

Seorang pemuda yang visioner, berani dan cerdas dia adalah Fahri hamzah pria kelahiran Utan 10 November 1971, sesuai dengan tanggal kelahirannya pada hari pahlawan, begitupun dengan Fahri Hamzah asli Tana Samawa “Sabalong Samalewa” seorang pemuda yang akan berani untuk mengangkat suara dan aspirasi rakyat Indonesia timur untuk mendapatkan kesejahteraan dan kesemarataan dengan daerah-daerah di bagian Indonesia bagian Barat.
Fahri Hamzah lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 1992-1997 pada saat itu muncullah bakat berpolitk sang Fahri Hamzah muda dibuktikan pernah menjadi staf Pimpinan Program Exstension FE UI tahun 1996-1998, pengelola ARH Islamic Book Fair tahun 1997-1998. Kemudian kecerdasan dan kekuatan Fahri Hamzah Sebagi seorang pemuda yang visioner, berani, cerdas dan religius sehingga aktif di beberapa organisasi-organisasi mahasiswa Islam di Jakarta bahkan sebagai pendiri dan ketua dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) pada tahun 1998-1999, sehingga organisasi yang didirikannya dapat menjadi wadah untuk bertukar pikiran dan basis pertahanan pemuda-pemuda Islam di Jakarta dalam melawan Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang merajalela dan mengakar kuat di pemerintahan Orde baru pada waktu itu.
Fahri Hamzah semenjak mahasiswa telah memiliki pengaruh untuk sekelilingnya kemudian hingga dapat berkontribusi besar dalam pembangunan Indonesia, memiliki pendapat dan masukan yang kritis sebagai anggota DPR RI pada tahun 2004-2009 dan terpilih lagi di periode tahun 2009-2014. Suara Fahri Hamzah adalah rintihan, semangat dan ujung tombak kemajuan NTB di masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang. Walaupun telah mealng melintang begitu lama di pusat kota, identitas Fahri Hamzah sebagai masyarakat Tana Samawa tidak akan pernah lepas, sepeti prinsip “Sabalong Samalewa” yang merupakan lambang dari keseimbangan dunia dan akhirat, karir yang begitu bersinar namun tetap rendah diri kepada penciptanya, sehingga dirinya masuk dan berjuang bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang merupakan salah satu partai islam yang begitu kuat di tanah pertiwi ini. Pribadi Fahri Hamzah yang religius kemudian masuk kedalam suatu partai islam merupakan suatu kolaborasi yang akan menghasilkan kekuatan besar. Fahri Hamzah pun menitipikan cita-citanya pada PKS “I will be with them always”, begitu kata Fahri hamzah.
Sebagai Anggota DPR RI Fraksi PKS membuat Fahri Hamzah berani dan istiqomah  yang akan selalu dapat sebagai seorang pionir yang dapat menyambungkan lidah masyarakat Tana Samawa, Mbojo, dan Sasak, Untuk selalu dapat didengar di Nusantara begitu pun dengan masalah Korupsi yang mengakar dan tumbuh subur di Indonesia tercinta ini.
Fahri Hamzah yang yang dulunya sabagi pendiri dan ketua KAMMI yang selalu memperjuangkan kegiatan anti Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, dibuktikan kembali integritas dan komitmennya pada tahun 2007, Fahri Hamzah dinyatakan bersalah karena menerima sejumlah uang di Departemen kelautan dan perikanan, sehingga membuat beberapa pendukungnya kecewa dan tidak percaya terutama fraksi PKS, sehingga Komisi Pemberantasan korupsi (KPK) bertugas untuk memeriksa kembali Fahri Hamzah, Integritas dan komitmen yang tetap di pegang teguh sehingga hasil pemeriksaan KPK menyatakn bahwa Fahri Hamzah bersih. Ini membuat Fahri Hamzah tumbuh menjadi sosok politisi yanhg dikenal bersih dan berintegritas yang kuat.
Kemudian pada tahun 2011, Fahri Hamzah mengusulkan pembubaran komisi pemberantasan korupsi (KPK) karena dinyatakan tugasnya telah selesai dan Dewan Perwakilan Rakyat menurut Fahri Hamzah telah memberi dukungan penuh kepada KPK. Keputusan yang diambil Fahri Hamzah ini adalah sebuah keputusan yang berani, ditengah kondisi Indonesia yang rapuh akan korupsi, dan kebutuhan sebuah lembaga pemebrantasan korupsi yang independen dan terpercaya. Memang sosok Fahri Hamzah adalah sosok yang berani tetapi masyarakat banyak yang menilai negatif atas keputusan Fahri Hamzah dalam membahas pembubaran KPK yang kemudian akan berdampak pada kepercayaan masyarakat terhadap integritas dan komitmen yang selama ini telah dimiliki oleh Fahri Hamzah. Bahkan tidak sedikit organisasi dan aktivis anti korupsi yang memberikan kecaman tidak membuat seorang Fahri Hamzah gentar karena Fahri Hamzah menganggap bahwa Komisi pemberantasan Korupsi itu telah gagal untuk menjalankan tugasnya.
Selain masalah Korupsi, Fahri Hamzah juga berjuang dalam berbagai kesejahteraan rakyat serta fundamental dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Fahri Hamzah menulis dalam bukunya yang berjudul “ Negara, Pasar dan Rakyat” adalah sebuah bacaan yang menarik dan menantang, Tema yang diangkat juga termasuk Tema yang berat, dalam bukunya Fahri Hamzah menulis bahwa “ Relasi negara dengan rakyat adalah relasi yang saling mengisi dan menyeimbangkan kekurangan dan kelebihan masing-masing. Itulah sebabnya mengapa kita memerlukan konstitusi yang kita ciptakan bersama, agar tatanan kehidupan memiliki pedoman yang memastikan peran dan posisi masing-masing berjalan seimbang dan harmonis. Itu pula sebabnya mengapa dalam demokrasi, peran negara dibatasi dalam cakupan tertentu sejauh itu menyangkut kepentingan publik. Selebihnya, negara harus memberi dan menjamin kebebasan individu dan masyarakat untuk  berkreasi dan menyuarakan aspirasinya demi kemajuan dan kesejahteraan mereka “ Fahri Hamzah menganggap bahwa dimana relasi atau hubungan antara negara dan rakyat adalah sebuah hubungan sehingga negera dapat berperan dalam  kepentingan publik, dan masyarakat dapat menyampaikan kebebasan berpendapat mereka untuk kemajuan dan kesejahteraan mereka pula, itulah disini perang seorang angota Dewan Perwakilan Daerah (DPR) yang menjembatani dan menyalurkan aspirasi rakyat  kecil yang ada di daerahnya. Bukan hanya seorang yang bersemangat saat berkampanye dan menebarkan banyak misi dan janji-janji manis, fotonya di pasang sepanjang jalan sehingga menjadi sampah visual kemudian mengeluarkan rayuan mautnya dalam berkampanye namun apa hasilnya ?, setelah seseorang mendapat jabatan itu baik misi, janji-janji, dan semangat untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat bagaikan hanya angin lalu yang tidak dilakukan bahkan dilupakan. Begitulah kejadian saat ini.
Sosok Seorang Fahri Hamzah yang dapat dijadikan tauladan dan contoh untuk para elit politik lainnya yang sibuk menambah harta kekayaan namun untuk memikirkan kesejahteraan dan kesengsaraan rakyat miskin dilupakan begitu saja, memang sungguh memilukan dan tragis untuk ukuran negara demokrasi Indonesia. Fahri Hamzah membuat relasi antara negara dan rakyat semakin erat bahkan menjadi semakin dekat, pemerintah yang selalu ada bersama rakyat. Dalam bukunya yang sama Fahri Hamzah Menulis “Negara kuat tidak ditandai dengan besarnya dukungan militeristik, yang pada gilirannya hanya dimanfaatkan untuk mensubordinasi pihak yang dikuasai (the ruled). Kekuatan negara akan nampak saat ia mampu memosisikan diri sebagai pelayan, bukan “pemerintah”. Sebab itu, demokrasi menempatkan kekuasaan sebagai sesuatu yang bersumber dari, oleh dan untuk rakyat. Rakyat adalah pemilik absah kekuasaan, karena dari entitas rakyatlah kekuasaan itu hadir dan mewujud”. Memang sungguh mengagumkan seorang fahri Hamzah melihat bahwa Negara kuat bukan dilihat dari kekuatan militernya tetapi dilihat dari posisi Pemerintah itu harus bersifat menjadi pelayan, selagi posisi ini tidak tercapai maka negara tersebut tidak kuat, negara ada karena bersumber dari, oleh dan untuk rakyat .
Banyak politisi yang sebenarnya tidak paham dengan keadaan dan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia namun berani terjun dalam dunia politik dengan berbagai macam cara dengan tidak memperdulikan visi diri yang nantinya akan menjadi pelayan dan memperkuat relasi antar negara dengan rakyat. Fahri Hamzah yang dulunya sebagai intelektual muda, aktivis, religiusmembuat Fahri Hamzah mengerti apa yang dibutuhkan di negeri ini segala pengalaman dan keahliannya dalam berorganisasi dan berpolitik sejak Fahri Hamzah menjabat sebagai anggota DPR RI tahun 2004 melalui fraksi PKS, Fahri Hamzah bertugas di komisi VI yang melingkupi masalah perdagangan, perindustrian, investasi, koperasi/UKM, dan BUMN, sehingga Fahri Hamzah mengerti dan memahami keadaan sektor riil negara Indonesia, pada tahun 2007 Fahri Hamzah pindah ke komisi III yang menangangi masalah hukum dan HAM.
Periode tahun 2009-2014 Fahri Hamzah kembali terpilih dan kemudian menjabat sebagai wakil ketua komisi III dan dipindahkan kembali Komisi VI dan juga menjabat sebagai anggota Badan Kehormatan DPR, setelah itu Fahri hamzah kembali dipindahkan ke komisi VII yang membidang masalah Energi dan Sumberdaya Mineral, Riset dan teknologi, Lingkungan dan Lingkungan Hidup dan juga diangkat sebagai anggota Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN).
Segudang pengalaman telah banyak dimiliki Fahri Hamzah, begitupun peran-peran Fahri Hamzah dalam setiap komisi dan jabatan yang pernah di tempati, berikut beberapa peran dan aksi nyata Fahri Hamzah dalam menjalankan tugasnya sebagai anggota DPR RI yang dikutip dari
·         Sebagai anggota Badan Kehormatan, Fahri Hamzah membangun sistem untuk meningkatkan kedisiplinan, kinerja dan implementasi kode etik DPR. Selama menjadi menjadi anggota Badan kehormatan, Fahri Hamzah berhasil membangun tata cara ber-acara di Badan Kehormatan terkait kasus-kasus etika yang menimpa anggota DPR RI.
·         Fahri Hamzah menyoroti pentingnya meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan energi. Fahri Hamzah menolak kenaikan tarif dasar listrik. Jangan sampai rakyat dibebankan dengan kenaikan harga listrik, padahal penyebanya adalah inefisiensi di tubuh PLN sendiri.
·         Terkait dengan minyak dan gas bumi, Fahri Hamzah menekankan pentingnya kedaulatan energi nasional. Banyaknya perusahaan asing yang mengelola hulu migas dinilai menyebabkan tersedotnya sumber daya alam Indonesia ke negara lain.
·         Sebagai anggota BAKN saat ini Fahri Hamzah memberikan perhatian terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan BPK setiap tahun. Fahri Hamzah menekankan perlunya tindak lanjut yang memadai terhadap laporan-laporan BPK.
Fahri Hamzah melakukan tindakan yang berpihak kepada rakyat sesuai dengan aspirasi dan keinginan masyarakat Indonesia terutama masyarakat Nusa Tenggara Barat sosok yang berani, tegas, visioner dan cerdas. Sosok yang akan membawa perubahan untuk Indonesia yang lebih baik lagi sehingga sang Garuda dapat terbang dan mencengkram dunia.
Fahri Hamzah adalah putra kebanggan Tana Samawa yang lahir didesa kecil, di kabupaten yang kecil di bagian Indonesia Timur yang jauh dari peradaban. Namun sang Fahri Hamzah dewasa membuktikan bahwa keterbatasan adalah kelebihan kita “ make your weaknesse into your strengths”  karena disetiap ada masalah pasti ada jalan keluarnya “ where there is a will there is a way “, karena di setiap kesuksesan pasti ada sebuah mimpi yang besar yang dengan seluruh kekuatan dan semangat untuk dapat membuat sebuah mimpi menjadi nyata
“ believe your dream, and make it happen”, sosok Fahri Hamzah memberi banyak sekali inspirasi dan semangat baru untuk menjadi pribadi yang lebih kuat dan lebih berintegritas.