New Treasure and
Brave
Oleh : Mochammad Isro Alfajri
Samawa
Sabalong samalewa adalah salah satu kabupaten yang berdaya saing yang berada di
Nusa Tenggara Barat. Salah satu provinsi yang dikenal dengan IPM preingkat
kedua terendah dan provinsi yang dianak tirikan di Negara kesatuan Republik
Indonesia. NTT tetangga dari NTB mendapat 10 kali dana lebih banyak dari
pemerintah pusat. Bayangkan saja ketika NTB harus mengejar ketertinggalannya,
dengan start point yang berbeda dari
provinsi lain. NTB dikenal dengan sebutan Nasib Tidak Baik begitu kata sebuah
buku “Mampukah NTB Bangkit” dengan berbagai persoalan yang terus berdatangan.
NTB adalah lumbung Pangan Nasional, NTB adalah tempat perusahaan pertambangan
kedua terbesar di Indonesia (PT. Newmont), NTB adalah kawasan pariwisata yang
paling terdekat dengan Bali. Begitu banyak yang ada di NTB, pertanyaan
selanjutnya bagaimanakah NTB bisa bangkit? Berubah dari Nasib Tidak Baik menjadi Nasib Telah Berubah kemudian berubah menjadi New Treasure
and Brave. Bangga menjadi NTB,
Namun saat ini bukan NTB yang ingin saya bahas tetapi salah satu kabupaten
dengan potensi untuk menjadi New
Treasure and Brave, nama kabupaten itu adalah Sumbawa. Tana sumbawa sabalong
samalewa dengan luasnya hampir sama dengan luas pulau Lombok, memiliki harta
karun dan keberanian untuk rise and shine
bangkit dan bersinar.
Potensi
parawisita, mineral, pertambangan, pertanian, peternakan dan begitu banyak
potensi yang dimiliki dengan kabupaten berprestasti, kabupaten yang berdaya
saing, kabupaten yang berbudaya, adalah kekuatan dari Sumbawa. Bumi sejuta
sapi, Lumbung pangan nasional, segitiga karang dunia, kekayaan plasma nutfah,
kekayaan hutan, dengan begitu banyak harta karun yang dapat ditemukan di
Sumbawa. Namun kekayaan alam yang begitu melimpah tidak diiringi dengan
peningkatan kualitas manusia dan perkembangan serta penerapan teknologi tepat
guna. Wajar memang, apabila kita melihat dari IPM NTB yang rendah, tetapi itu
bukanlah alasan untuk berubah dan terus bangkit. Kemudian Budaya pelajar
Sumbawa yang melanjutkan Perguruan tinggi ke pulau jawa adalah budaya yang
tetap bertahan dan berkembang. Tetapi jangan hanya menyalahkan budaya remaja
Sumbawa yang tidak bangga terhadap daerah Sumbawa yang telah tertanam sejak
dini. Apakah pemerintah menyadari kelemahan moral ini? Jawabannya jelas Tidak
!. Pemerintah terus menggunakan cara lama untuk membangun di era baru ini.
Terjadinya pola pikir (mindset)
masyarakat yang tetap terjaga “Orang Sumbawa adalah orang tidak disiplin ”
kemudian pola pikir untuk pendidikan sekolah SD, SMP, SMA, kemudian Sarjana dan
setelah itu berusaha lulus tes CPNS, dengan menggeluti bidang yang bukan
keahliannya. Bukan ingin menyalahkan siapa-siapa tetapi dalam kasus ini semua
pihak dapat disalahkan. Masyarakat, pola pikir, tidak disiplin, bukan hanya
menjadi masalah Sumbawa tetapi masalah Indonesia. Memang tidak semua masyarakat
seperti itu, tetapi jumlah masyarakat belum sadar lebih banyak dengan masyarkat
yang sadar. Kemudian masyarakat yang sadar itu yang akan melawan rotasi, sebagai
penggerak, sebagai pemicu, dan sebagai pioner untuk perubahan, bukan untuk
kekayaan, bukan untuk tahta, bukan untuk ketenaran tetapi hanya satu alasan
karena “saya orang Sumbawa”.
Harapan itu
muncul ketika Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) dibangun dengan visi untuk
bermanfaat manfaat bukan hanya untuk Sumbawa tetapi untuk Semesta alam. UTS
untuk mengembangkan potensi Sumber daya manusia dengan berbagai kegiatan dari
forum Nasional seperti Sobat bumi yang merupakan bagian dari Pertamina
Foundation hingga lomba internasional seperti International genetically
enginereed machine (IGEM) yang saat ini diikuti oleh fakultas Teknobiologi.
Sehingga bukan sesuatu yang mustahil ketika Sumbawa dapat meningkatkan bahkan
menciptakan berbagai potensi yang ada seperti energi terbarukan berbasis
potensi lokal, diversifikasi hasil perikanan dan pertanian, inovasi teknologi
kelautan, industri musik, mengembangkan dan mempromosikan wisata daerah,
dan berbagai manfaat yang dapat
diperoleh. Selain itu, UTS juga dapat berperan dalam kerjasama dengan institusi
internasional dalam proses Industrialisasi produk lokal yang berkualitas dan
daya jual tinggi. Sehingga berbagai ancaman yang untuk kemajuan Sumbawa dapat dIminimalisir
bahkan dihilangkan.
Sumbawa dan
Boston dua hal yang terlalu berbeda untuk dibandingkan, Boston adalah salah
satu kota penting di Amerika Serikat, kota yang produktif dengan pereekonomian
yang berdasar pada pendidikan, perdagangan, dan terutama pada bidang pelabuhan
yang merupakan gerbang kebangkitan dari kota Boston. Dilihat dari segi
keragaman masyarakat dari ras yang berbeda seperti kulit hitam, kulit putih,
asia, dan berbagai ras lainnya. Boston juga memiliki daya tarik wisata dengan
berbagai macam bangunan tua nan kokoh Gedung-gedung yang mengingatkan zaman
lampau banyak sekali, seperti, Majelis Boston, dsb. Didirikan Orkestra Simfoni
(1881) dan Museum Kesenian; Universitas Simmons untuk wanita (1902) lain halnya
di Sumbawa yang memiliki Istana dalam loka yang memiliki sejarah dan menjadi
saksi bisu perjalanan kerajaan Sumbawa pada tahunn 1800-an.
Boston
merupakan kota terkaya dan terbesar di Massachuesetts di Amerika Serikat
berdiri pada tahun 1630 dengan ekonomi berbasis di pendidikan, perawatan
kesehatan, keuangan dan teknologi tinggi dan salah satu kiblat pendidikan di
dunia dengan Universitas-universitas Besar dan ternama yang ada di Boston.
Memang Boston adalah salah satu kota yang megah dan kaya, tetapi tak bisa
membutakan mata kami. Memang Sumbawa tidak memiliki semua itu, kami memiliki
adat budaya yang tidak dimiliki boston,
kami memiliki tradisi yang tidak dimiliki boston, kami memiliki Islam sebagai
mayoritas agama kami, kami memiliki wilayah yang luas dan asri, kami memiliki
begitu banyak keindahan alam dan kekayaan alam. Kami yakin bisa seperti Boston,
tetapi kami juga yakin bahwa Boston tidak akan bisa seperti Sumbawa. Karena
begitu banyak gedung pencakara langit, kepadatan penduduk, tingkat stress yang
tinggi, wanita yang masih menutupi aurat, budaya yang ketimuran kami yang
terjaga, sehingga begitu banyak hal yang bisa kami sebutkan untuk menjadikan
alasan kami bangga menjadi “Tau Samawa”.
Kami memang
jauh apabila berbicara masalah pendidikan Boston yang merupakan kekuatan yang
dimiliki Boston, dengan masyarakatnya yang berumur 25 tahun lebih sebesar 43,3
% telah memiliki gellar sarjana dan sebesar 84,8 % memiliki pendidikan akhir
SMA, memang angka yang sangat besar apabila dilihat dari masayarakatnya yang
berpendidikan. Tetapi, walaupun Boston memiliki kekuatan dan kesempatan yang
besar dibidang pendidan, perawatan kesehatan, dan pelabuhan, Boston juga
memiliki ancaman terutama ancaman dalam kehidupan sosial yang semakin glamor
dan bahkan sangat jauh berbeda apabila dibandingkan dengan budaya ketimuran
Indonesia. Di Sumbawa bahkan tidak ada sama sekali pasangan yang lesbian dan
Gay, Boston sebesar 0,6 % pasangan lesbian dari semua rumah tangga dan 1,0 %
pasangan gay. Semakin berjalannya waktu akan semakin meningkat dan
menghancurkan kehidupan Boston. Data yang dimiliki oleh Boston begitu lengkap
dan terbuka serta detail untuk diakses seluruh masyarakat dunia, tetapi untuk
mencari data presentase umat beragama di Boston dari yang beragama islam,
kristen, hindu, budha, sangat sulit untuk didapatkan sehingga tidak dapat
diambil kesimpulan. Karena ingat Newton pernah berkata “agama tanpa ilmu itu buta, dan ilmu tanpa agama itu lumpuh” jadi
kedua hal ini tidak akan dapat dipisahkan satu sama lain.
Pada
akhirnya memang Boston merupakan salah satu kota terpenting dan terkarya di
Amerika serikat bahkan Dunia, tetapi bukan itu yang kami jadikan tolak ukur
untuk menjadikan kota itu lebih baik dari Sumbawa. Tetapi Boston memiliki
pendidikan yang baik dan terus berkembang. Sehingga Boston adalah kota yang
kami kagumi, bukan untuk membuang kebanggan kami terhadap Sumbawa, tetapi
karena ada sesuatu hal yang lebih besar yang dapat kami pelajari di sana dan
kemudian kami akan bersama-sama hadirkan pendidikan yang berkualitas sama
dengan Boston di tanah kami tercinta Tana Samawa. Essay ini saya tutup
dengan sebuah lawas sumbawa kudatang
sangka koangkang, lema ku santurit kemang, lema mampis bawa rungan yang
artinya kami datang dihadapan anda, dengan membawa berjuta bunga sehingga anda
akan membawa kabar yang harum (mampis). Kabar harum juga dapat diartikan
sebagai kesan yang indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar