Bupati Sumbawa dan Presiden Republik Indonesia |
Sumbawa Sabalong Samalewa yang berartikan keseimbangan antara kehidupan
dunia dan kehidupan diakhirat. Keseimbangan dan nilai-nilai islam sejak
kesultanan Sumbawa yang merupakan kekuatan daerah ini sejak dahulu. Sabalong
samalewa mewujudkan “samawa mampis ruangan” memiliki arti Sumbawa yang selalu
membawa kabar harum. Kata “harum” yang bisa mewakilkan keseluruhan kegiatan
adat istiadat dan hukum tidak tertulis yang hidup dan bertahan di tengah
masyarakat Sumbawa. Dalam bidang lingkungan Sumbawa telah dinobatkan dengan
penghargaan adipura sebagai kabupaten bersih dari tatanan kota dan pengelolaan
kota yang tetap mempertahankan konsistensi “harum” yang bertahan di kehidupan
masyarakat. Penghargaan bukanlah sebuah tujuan tetapi sebuah hadiah adalah
kata-kata yang selalu dikatakan oleh para elit politik baik berada di daerah
manapun ketika mendapatkan sebuah kata yaitu “penghargaan”. Kemudian apabila
kita berbicara kebersihan dan Sumbawa merupakan sebuah hal yang wajar dibahas. (Foto diatas bersumber dari sumbawakab.go.id)
Kebersihan tentunya berkaitan dengan tata kota dan tata kelola sampah
merupakan dua hal yang tidak bisa terlepaskan. Angka dalam pembuktian adalah
hal yang sulit untuk ditemukan untuk berbagai permasalahan untuk daerah seperti
Sumbawa ini, angka bukan hanya berbicara mengenai kependudukan, luas wilayah,
jumlah PNS, maupun beberapa data yang pada umumnya disediakan oleh Badan Pusat
Statistik daerah mengenai penjelasan dan pembuktian ilmiah. Angka dalam
membuktikan kualitas air dan jumlah sampah rumah tangga serta beberapa hal
bersifat ilmiah sehingga terjadinya sebuah dilema miskin data. Berdasarkan data
maka pembangunan akan lebih efektif dalam pengambilan kebijakan dari proses
evaluasi yang akurat dan ilmiah.
Sejarah Sumbawa dalam pencapaian di bidang lingkungan dan kebersihan
dibuktikan dengan diraihnya penghargaan Adipura yakni penghargaan tertinggi
dibidang kebersihan. Kabupaten Sumbawa sebagai kota bersih dengan kategori kota
kecil. Dalam sejarah penghargaan ini diraih
3 kali berturut-turut yakni dari tahun 2008 hingga tahun 2010. Tentunya
pencapaian ini didapatkan dari kerja keras baik dari pemerintahan terutama Badan
Penanaman modal dan lingkungan hidup (BPM-LH) serta Motivasi masyarakat dalam
menciptakan Sumbawa yang bersih dan Hijau untuk mewujudkan Sumbawa yang Mampis rungan.
Foto diambil pada tanggal 04 Agustus 2015 di Kebayan |
“Sulit untuk mendapatkan, tetapi lebih sulit untuk mempertahankan” adalah
kalimat yang sesuai dengan kabupaten ini dibidang kebersihan, terbukti bahwa
pada tahun 2012, 2013, dan 2014
kabupaten Sumbawa tidak mendapatkan penghargaan Adipura. Permasalahan tidak
semata-mata kesalahan pemerintah daerah tetapi semakin berkurangnya kesadaran
dan motivasi masyarakat dalam menjaga lingkungan dan kebersihan. Era
globalisasi, teknologi, dan informasi yang semakin berkembang mempercepat lunturnya
identitas dan nilai-nilai yang ada dimasyarakat. Sebuah sikap dan sifat
apatisme dan invidualis sebagai muara dari era ini. Di bukit kecil dengan tanah
lapang di daerah kebayan dengan sampah yang menggunung kecil di bahu jalan
sebagai salah satu tempat pembuangan sampah oleh masyarakat. Lokasi ini tidak
jauh dari lokasi pemukiman hanya berjarak sekitar 50 meter antara lokasi dan
pemukiman warga. Bau tidak sedap dan merusak pandangan mata adalah hal kecil
yang dihasilkan oleh tumpukan sampah yang menggunung kecil ini. Sekarang,
mungkin hanya gunung kecil tetapi “sedikit demi sedikit lama-lama menjadi
bukit”.
Foto diambil pada tanggal 04 Agustus 2015 di Jalur Kerato-BTN Olat Rarang |
Kemudian, di daerah bukit di dekat BTN Olat Rarang merupakan contoh
berikutnya dari sikap apatis masyarakat, menjadikan sebuah lokasi menjadi
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang “ilegal” Hal ini mungkin hanya sedikit
contoh mengenai pudarnya motivasi dan kesadaran masyarakat dalam mewujudkan Sumbawa
mampis rungan.
Beberapa pencapaian dan permasalahan yang dihadapi tentunya berkaitan erat
antara hubungan dan kualitas baik dari pemerintah dan masyarakat itu sendiri.
Pemanfaatan dari top-down dan bottom-up Management untuk meningkatkan
kepedulian masyarakat (Community awareness) dan keterlibatan masyarakat
(Community Involvement) untuk keberhasilan dari setiap program pemerintah.