Jumat, 07 Agustus 2015

Adipura kapan ke Sumbawa lagi?





Bupati Sumbawa dan Presiden Republik Indonesia

Sumbawa Sabalong Samalewa yang berartikan keseimbangan antara kehidupan dunia dan kehidupan diakhirat. Keseimbangan dan nilai-nilai islam sejak kesultanan Sumbawa yang merupakan kekuatan daerah ini sejak dahulu. Sabalong samalewa mewujudkan “samawa mampis ruangan” memiliki arti Sumbawa yang selalu membawa kabar harum. Kata “harum” yang bisa mewakilkan keseluruhan kegiatan adat istiadat dan hukum tidak tertulis yang hidup dan bertahan di tengah masyarakat Sumbawa. Dalam bidang lingkungan Sumbawa telah dinobatkan dengan penghargaan adipura sebagai kabupaten bersih dari tatanan kota dan pengelolaan kota yang tetap mempertahankan konsistensi “harum” yang bertahan di kehidupan masyarakat. Penghargaan bukanlah sebuah tujuan tetapi sebuah hadiah adalah kata-kata yang selalu dikatakan oleh para elit politik baik berada di daerah manapun ketika mendapatkan sebuah kata yaitu “penghargaan”. Kemudian apabila kita berbicara kebersihan dan Sumbawa merupakan sebuah hal yang wajar dibahas. (Foto diatas bersumber dari sumbawakab.go.id)

          Kebersihan tentunya berkaitan dengan tata kota dan tata kelola sampah merupakan dua hal yang tidak bisa terlepaskan. Angka dalam pembuktian adalah hal yang sulit untuk ditemukan untuk berbagai permasalahan untuk daerah seperti Sumbawa ini, angka bukan hanya berbicara mengenai kependudukan, luas wilayah, jumlah PNS, maupun beberapa data yang pada umumnya disediakan oleh Badan Pusat Statistik daerah mengenai penjelasan dan pembuktian ilmiah. Angka dalam membuktikan kualitas air dan jumlah sampah rumah tangga serta beberapa hal bersifat ilmiah sehingga terjadinya sebuah dilema miskin data. Berdasarkan data maka pembangunan akan lebih efektif dalam pengambilan kebijakan dari proses evaluasi yang akurat dan ilmiah. 

       Sejarah Sumbawa dalam pencapaian di bidang lingkungan dan kebersihan dibuktikan dengan diraihnya penghargaan Adipura yakni penghargaan tertinggi dibidang kebersihan. Kabupaten Sumbawa sebagai kota bersih dengan kategori kota kecil.  Dalam sejarah penghargaan ini diraih 3 kali berturut-turut yakni dari tahun 2008 hingga tahun 2010. Tentunya pencapaian ini didapatkan dari kerja keras baik dari pemerintahan terutama Badan Penanaman modal dan lingkungan hidup (BPM-LH) serta Motivasi masyarakat dalam menciptakan Sumbawa yang bersih dan Hijau untuk mewujudkan Sumbawa yang Mampis rungan

Foto diambil pada tanggal 04 Agustus 2015 di Kebayan

          “Sulit untuk mendapatkan, tetapi lebih sulit untuk mempertahankan” adalah kalimat yang sesuai dengan kabupaten ini dibidang kebersihan, terbukti bahwa pada tahun 2012,  2013, dan 2014 kabupaten Sumbawa tidak mendapatkan penghargaan Adipura. Permasalahan tidak semata-mata kesalahan pemerintah daerah tetapi semakin berkurangnya kesadaran dan motivasi masyarakat dalam menjaga lingkungan dan kebersihan. Era globalisasi, teknologi, dan informasi yang semakin berkembang mempercepat lunturnya identitas dan nilai-nilai yang ada dimasyarakat. Sebuah sikap dan sifat apatisme dan invidualis sebagai muara dari era ini. Di bukit kecil dengan tanah lapang di daerah kebayan dengan sampah yang menggunung kecil di bahu jalan sebagai salah satu tempat pembuangan sampah oleh masyarakat. Lokasi ini tidak jauh dari lokasi pemukiman hanya berjarak sekitar 50 meter antara lokasi dan pemukiman warga. Bau tidak sedap dan merusak pandangan mata adalah hal kecil yang dihasilkan oleh tumpukan sampah yang menggunung kecil ini. Sekarang, mungkin hanya gunung kecil tetapi “sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit”. 


Foto diambil pada tanggal 04 Agustus 2015 di Jalur Kerato-BTN Olat Rarang

Kemudian, di daerah bukit di dekat BTN Olat Rarang merupakan contoh berikutnya dari sikap apatis masyarakat, menjadikan sebuah lokasi menjadi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang “ilegal” Hal ini mungkin hanya sedikit contoh mengenai pudarnya motivasi dan kesadaran masyarakat dalam mewujudkan Sumbawa mampis rungan. 

Beberapa pencapaian dan permasalahan yang dihadapi tentunya berkaitan erat antara hubungan dan kualitas baik dari pemerintah dan masyarakat itu sendiri. Pemanfaatan dari top-down dan bottom-up Management untuk meningkatkan kepedulian masyarakat (Community awareness) dan keterlibatan masyarakat (Community Involvement) untuk keberhasilan dari setiap program pemerintah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar