Rabu, 08 Juli 2015

SOBI SUMMIT 2015 - Kisah dari Ranah Minang

        

            
             RAKERNAS dan MUNAS Sobat Bumi Indonesia pertama diselenggarakan di Denpasar, Bali 21 Februari 2014. Pada tahun ini acara ini dinamakan Sobi Summit 2015 yang bertema “What will you do for the earth?” acara ini diselenggarakan di Padang, Sumatera Barat. Beberapa masalah dan pertimbangan keuangan menjadi salah satu faktor yang mempersulit hati ini untuk pergi ke ranah Minang, ke tanah Hayati yang begitu kental dengan adat istiadat. Alhamdulillah, setelah mencoba untuk menelepon orang tua Allah memberikan rezeki untuk berangkat ke Padang. Dengan kesenangan dan kebahagiaan yang muncul ketika bisa berangkat menuju pulau Sumatera untuk pertama kalinya. Dengan menggunakan pesawat Lion air tangga 13 Mei 2015 saya berangkat menuju Padang dan transit di Jakarta selama 5 jam. Dengan hati yang sangat senang ingin melihat ranah Minang secara langsung. Bandara International Minangkabau dengan atap Padang yang khas dengan bentuk tajam membentuk tanduk kerbau. Kak tari menjemput saya dari Bandara menuju kota Padang. Saya berencana untuk menginap beberapa malam di rumah kak Yudha yang juga anggota dari sobat bumi Indonesia. Bunda adalah orang yang paling ramah meskipun hanya beberapa menit saya mengenalnya, sapaan akrab yang membuat kita terasa nyaman untuk tinggal di rumah orang lain. Disitu saya mulai belajar mengenai adat Minang yang begitu kental dengan hukum adatnya. Adalah sikumbang salah satu marga dari Ranah Minang yang dimiliki oleh keluarga kak Yudha dan merekapun masih keturunan kepala suku dari pendahulu mereka, sehingga antara kak Yudha dan Yudhi akan menjadi tokoh adat dari suku sikumbang yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga saudaranya yang lain. Selfie dan Groupie adalah identitas dari kak Yudha karena yang terpenting dari setiap kegiatan adalah dokumentasi dan memori gambar yang tidak akan terlupa selamanya, saya  bercerita banyak dengan bunda. 
Kak Fery - Kak Yudha - dan saya (Fajri)
Begitupun, dengan kak Ferry sahabat saya dari Surabaya yang memiliki sejuta pengalaman hidup yang membuatnya menjadi begitu kuat karena selalu disiram oleh derita hidup. Banyak pelajaran yang saya ambil dari dirinya. Dari bagaimana  berusaha tanpa batas dan berusaha tanpa mengenal 4 huruf “malu”, sangat inspiratif jauh dibandingkan dengan kehidupan saya yang Allah selalu memberikan rezeki yang melimpah dan terkadang sering khilaf akan nikmatnya, astagfirullah.
Banyak pelajaran yang saya petik dari semua teman-teman sobat bumi Indonesia karena memang kami adalah penerima beasiswa yang bukan hanya rajin belajar dan pintar secara akademik. Tetapi, kami adalah sekumpulan mahasiswa yang melewati batas dengan kecakapan berorganisasi memperjuangkan hak dan kepentingan orang lain. Hal yang berkesan bagi diri saya adalah mereka tetap menjadi diri sendiri dengan kemampuan yang mereka miliki. Semangat pantang menyerah yang harus saya pelajari. Semangat beribadah yang harus saya ikuti. Dan semangat untuk berkelakuan baik yang harus saya contohi. Sobi Summit 2015 merupakan sebuah kenangan yang indah yang mungkin bukan hanya saya seorang. Tetapi, oleh 50 orang mahasiswa lainnya yang mengikuti acara ini yang lagi-lagi memiliki kesempatan untuk bertemu dengan mahasiswa Aceh, Medan, Palembang, Padang, Jakarta, Bandung, Malang, Surabaya, Bali, hingga Marauke.

We are Sobat Bumi Indonesia, setahun kami sudah mengabdi banyak tawa dan canda yang kami lakukan. Banyak tinta melalui pena yang kami tuliskan cerita persahabatan, kekaguman, dan kebanggan adalah yang saya rasakan bersama kalian. Terimakasih telah banyak mengukir cerita di goresan yang telah saya rasakan saya merasa ada di dunia ini ketika kita bersama saling merangkul kisah ini sungguh begitu indah yang akan saya kenang sepanjang hidup saya. Dan mungkin suatu saat ketika ingatan ini luntur karena waktu atau mungkin sirna. Tulisan ini saya akan mencatat semua nama-nama kalian para sahabat, para sobat, karena kita satu. :
  1. Odit Mukri (Presiden Sobat Bumi Indonesia)
  2. Agnes Kartika Yunita Sitinjak
  3. Ahmadi Satria
  4. Aisyah Khairun Nisa
  5. Alvin Mediadi Kusumah
  6. Anggit Adi Wijaya
  7. Anisa Fitria
  8. Annisa Muliahati
  9. Annisa Sekar Kasih
  10. Aprizzal Pungky Pratama
  11. Arfiana Mahdiati
  12. Arie Purnatrie
  13. Atika Narulita Sari
  14. Bisyri Hakim
  15. Cendra Faris Mahdi
  16. Cindy Suci Ananda
  17. Dewi Sucitra S
  18. Elisabeth Wihelmina Marey
  19. Evi Santi Pratiwi
  20. Fahmi Dwilaksono
  21. Faiz Fahmi
  22. Harun Al Rasyid
  23. Hertanto
  24. Inggrid Eka Pratiwi
  25. Jefri Laban Ofias
  26. Julia Nelly Aprilia Yoku
  27. Kamil Arif Patarai
  28. Koko Wijayanto
  29. Mahraniy
  30. Maikel Kondologit
  31. Melinda Nur Octavia
  32. Melisa Pramesti Dewi
  33. Merry Christine Sarce Rumainum
  34. Metirona Antoh
  35. Mochammad Isro Al Fajri
  36. Mohd Alghafiqie A
  37. Muhammad Wildan
  38. Nanik Wijayanti
  39. Natasha Jessica
  40. Oktiafery Wicaksono
  41. Rahmat Nur Hidayat
  42. Reyhan Revandy
  43. Rian Adha Ardinata
  44. Ridlo Gilang Wicaksono
  45. Rizki Dwika Aprilian
  46. Surati
  47. Toayah Indah Sari
  48. Triani Waprak
  49. Yulia Wulandari
  50. Zamnia Wahyuli      
Rakernas dan Munas SOBI di Bali 
Green Action di Pantai Sanur Bali tahun
Rangkaian Rakernas dan Munas 20-23 Februari 2014






        Sobi Summit 2015 hari pertama, tanggal 14 Mei 2015 langit menunjukan waktu isya, adalah waktu untuk pertama kali bertemu dengan kawan kawan baik kami yang kami rindukan. Dari sobat bumi Palembang ada kak Herman, Reza, Rima, Faisal, sherly, dan Danu. Banyak pengalaman dan cerita menarik yang telah kami buat bersama dari mulai menginap di Hotel di daerah Bukit Tinggi kemudian ke kebun binatang, kacamata kak Reza jatuh ke kandang Harimau, wawancara Bule, dan begitu banyak kisah kasih yang terjadi diantara kami. 
Hujan pertama dibukit tinggi ketika kami mencari baju grosir di pasar dan mencari mobil rent cat untuk pulang kembali ke Padang, kisah ini bukan akhir dari kisah kami di Padang. Langit akan menyatukan kisah kami yang berawal dari Padang hingga ke tana saya berpijak tana Samawa. Begitu tidak akan terlupakan perjalanan kami diBukit tinggi pada tanggal 19-20 Mei 2015 yang berawal dari tur berama keseluruhan delegasi yang masih berada di Padang kami menggunakan 3 mobil untuk menuju berlibur ke Bukit tinggi. Perjalanan dimulai, kadang saya merasa ketakutan apabila mobil merasa melaju begitu cepat dan Itu yang saya rasakan selama perjalanan. Sebisa mungkin saya ingin belajar dari apa yang saya lihat dari kebersihan, sikap, dan perilaku orang disekitar saya. Terdapat sebuah fenomena menarik kotak amal yang memiliki 4 sekat dan kadang banyak jumlahnya di sekitar masjid yang berada di Padang, Disana saya belajar akuntabilitas atau kepercayaan bagi pemberi amal atas uang mereka untuk apa dipergunakakan, hal ini saya lihat di musholla Restoran tempat persinggahan kami, Masjid besar di Bukit tinggi, dan Masjid Diana lokasi kami solat Jum’at pada hari kedua Sobi Summit 2015 di SMK PP. 

1 komentar: