RAKERNAS dan MUNAS Sobat Bumi Indonesia pertama diselenggarakan di
Denpasar, Bali 21 Februari 2014. Pada tahun ini acara ini dinamakan Sobi Summit
2015 yang bertema “What will you do for the earth?” acara ini diselenggarakan
di Padang, Sumatera Barat. Beberapa masalah dan pertimbangan keuangan menjadi
salah satu faktor yang mempersulit hati ini untuk pergi ke ranah Minang, ke
tanah Hayati yang begitu kental dengan adat istiadat. Alhamdulillah, setelah
mencoba untuk menelepon orang tua Allah memberikan rezeki untuk berangkat ke
Padang. Dengan kesenangan dan kebahagiaan yang muncul ketika bisa berangkat
menuju pulau Sumatera untuk pertama kalinya. Dengan menggunakan pesawat Lion
air tangga 13 Mei 2015 saya berangkat menuju Padang dan transit di Jakarta selama
5 jam. Dengan hati yang sangat senang ingin melihat ranah Minang secara
langsung. Bandara International Minangkabau dengan atap Padang yang khas dengan
bentuk tajam membentuk tanduk kerbau. Kak tari menjemput saya dari Bandara
menuju kota Padang. Saya berencana untuk menginap beberapa malam di rumah kak
Yudha yang juga anggota dari sobat bumi Indonesia. Bunda adalah orang yang
paling ramah meskipun hanya beberapa menit saya mengenalnya, sapaan akrab yang
membuat kita terasa nyaman untuk tinggal di rumah orang lain. Disitu saya mulai
belajar mengenai adat Minang yang begitu kental dengan hukum adatnya. Adalah
sikumbang salah satu marga dari Ranah Minang yang dimiliki oleh keluarga kak
Yudha dan merekapun masih keturunan kepala suku dari pendahulu mereka, sehingga
antara kak Yudha dan Yudhi akan menjadi tokoh adat dari suku sikumbang yang
memiliki tanggung jawab untuk menjaga saudaranya yang lain. Selfie dan Groupie
adalah identitas dari kak Yudha karena yang terpenting dari setiap kegiatan
adalah dokumentasi dan memori gambar yang tidak akan terlupa selamanya,
saya bercerita banyak dengan bunda.
Kak Fery - Kak Yudha - dan saya (Fajri) |
Begitupun, dengan kak Ferry sahabat saya dari Surabaya yang memiliki sejuta
pengalaman hidup yang membuatnya menjadi begitu kuat karena selalu disiram oleh
derita hidup. Banyak pelajaran yang saya ambil dari dirinya. Dari
bagaimana berusaha tanpa batas dan
berusaha tanpa mengenal 4 huruf “malu”, sangat inspiratif jauh dibandingkan
dengan kehidupan saya yang Allah selalu memberikan rezeki yang melimpah dan
terkadang sering khilaf akan nikmatnya, astagfirullah.
Banyak pelajaran yang saya petik dari semua teman-teman sobat bumi
Indonesia karena memang kami adalah penerima beasiswa yang bukan hanya rajin
belajar dan pintar secara akademik. Tetapi, kami adalah sekumpulan mahasiswa
yang melewati batas dengan kecakapan berorganisasi memperjuangkan hak dan
kepentingan orang lain. Hal yang berkesan bagi diri saya adalah mereka tetap
menjadi diri sendiri dengan kemampuan yang mereka miliki. Semangat pantang
menyerah yang harus saya pelajari. Semangat beribadah yang harus saya ikuti.
Dan semangat untuk berkelakuan baik yang harus saya contohi. Sobi Summit 2015
merupakan sebuah kenangan yang indah yang mungkin bukan hanya saya seorang.
Tetapi, oleh 50 orang mahasiswa lainnya yang mengikuti acara ini yang lagi-lagi
memiliki kesempatan untuk bertemu dengan mahasiswa Aceh, Medan, Palembang,
Padang, Jakarta, Bandung, Malang, Surabaya, Bali, hingga Marauke.
We are Sobat Bumi Indonesia, setahun kami sudah mengabdi banyak tawa dan canda yang kami lakukan. Banyak tinta melalui pena yang kami tuliskan cerita persahabatan, kekaguman, dan kebanggan adalah yang saya rasakan bersama kalian. Terimakasih telah banyak mengukir cerita di goresan yang telah saya rasakan saya merasa ada di dunia ini ketika kita bersama saling merangkul kisah ini sungguh begitu indah yang akan saya kenang sepanjang hidup saya. Dan mungkin suatu saat ketika ingatan ini luntur karena waktu atau mungkin sirna. Tulisan ini saya akan mencatat semua nama-nama kalian para sahabat, para sobat, karena kita satu. :
- Odit Mukri (Presiden Sobat Bumi Indonesia)
- Agnes Kartika Yunita Sitinjak
- Ahmadi Satria
- Aisyah Khairun Nisa
- Alvin Mediadi Kusumah
- Anggit Adi Wijaya
- Anisa Fitria
- Annisa Muliahati
- Annisa Sekar Kasih
- Aprizzal Pungky Pratama
- Arfiana Mahdiati
- Arie Purnatrie
- Atika Narulita Sari
- Bisyri Hakim
- Cendra Faris Mahdi
- Cindy Suci Ananda
- Dewi Sucitra S
- Elisabeth Wihelmina Marey
- Evi Santi Pratiwi
- Fahmi Dwilaksono
- Faiz Fahmi
- Harun Al Rasyid
- Hertanto
- Inggrid Eka Pratiwi
- Jefri Laban Ofias
- Julia Nelly Aprilia Yoku
- Kamil Arif Patarai
- Koko Wijayanto
- Mahraniy
- Maikel Kondologit
- Melinda Nur Octavia
- Melisa Pramesti Dewi
- Merry Christine Sarce Rumainum
- Metirona Antoh
- Mochammad Isro Al Fajri
- Mohd Alghafiqie A
- Muhammad Wildan
- Nanik Wijayanti
- Natasha Jessica
- Oktiafery Wicaksono
- Rahmat Nur Hidayat
- Reyhan Revandy
- Rian Adha Ardinata
- Ridlo Gilang Wicaksono
- Rizki Dwika Aprilian
- Surati
- Toayah Indah Sari
- Triani Waprak
- Yulia Wulandari
- Zamnia Wahyuli
Rakernas dan Munas SOBI di Bali |
Green Action di Pantai Sanur Bali tahun Rangkaian Rakernas dan Munas 20-23 Februari 2014 |
Sobi Summit 2015 hari pertama, tanggal 14 Mei 2015 langit menunjukan waktu
isya, adalah waktu untuk pertama kali bertemu dengan kawan kawan baik kami yang
kami rindukan. Dari sobat bumi Palembang ada kak Herman, Reza, Rima, Faisal,
sherly, dan Danu. Banyak pengalaman dan cerita menarik yang telah kami buat
bersama dari mulai menginap di Hotel di daerah Bukit Tinggi kemudian ke kebun
binatang, kacamata kak Reza jatuh ke kandang Harimau, wawancara Bule, dan
begitu banyak kisah kasih yang terjadi diantara kami.
Hujan pertama dibukit
tinggi ketika kami mencari baju grosir di pasar dan mencari mobil rent cat
untuk pulang kembali ke Padang, kisah ini bukan akhir dari kisah kami di
Padang. Langit akan menyatukan kisah kami yang berawal dari Padang hingga ke
tana saya berpijak tana Samawa. Begitu tidak akan terlupakan perjalanan kami
diBukit tinggi pada tanggal 19-20 Mei 2015 yang berawal dari tur berama
keseluruhan delegasi yang masih berada di Padang kami menggunakan 3 mobil untuk
menuju berlibur ke Bukit tinggi. Perjalanan dimulai, kadang saya merasa
ketakutan apabila mobil merasa melaju begitu cepat dan Itu yang saya rasakan
selama perjalanan. Sebisa mungkin saya ingin belajar dari apa yang saya lihat
dari kebersihan, sikap, dan perilaku orang disekitar saya. Terdapat sebuah
fenomena menarik kotak amal yang memiliki 4 sekat dan kadang banyak jumlahnya
di sekitar masjid yang berada di Padang, Disana saya belajar akuntabilitas atau
kepercayaan bagi pemberi amal atas uang mereka untuk apa dipergunakakan, hal
ini saya lihat di musholla Restoran tempat persinggahan kami, Masjid besar di
Bukit tinggi, dan Masjid Diana lokasi kami solat Jum’at pada hari kedua Sobi
Summit 2015 di SMK PP.
keren-keren
BalasHapus