Selasa, 18 November 2014

SUMBAWA MENDUNIA


17 September 2014.

Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) adalah satu-satunya universitas bagian timur Indonesia yang memiliki program studi bioteknologi. Ilmu yang tengah tumbuh pesat di dunia saat ini namun tidak di Indonesia. Sumbawagen tim ini dianamakan.Tim yang akan mengikuti lomba bioteknologi internasional Internationall genetically enginereed Machines (IGEM) di Boston, MIT, USA,  pada tanggal 30 Oktober - 3 November 2014. Tim yang terdiri dari 15 engineer muda bioteknologi ini memiliki tantangan yang cukup besar dengan umur UTS yang tidak lebih dari 2 tahun harus bersaing dengan 246 tim dari seluruh dunia, tantangan berat Juga kami dapatkan dari Universitas terkemuka di negeri ini yang notabenenya berasal dari Almamater besar dan telah lama hadir di Indonesia diantaranya Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Brawijaya. Tetapi, selama perjalanan UTS kami tidak hanya ingin sekedar membuat cerita, tetapi kami ingin membuat sejarah. Lima belas anggota yang tergabung dalam sumbawagen juga merupakan penerima aktif beasiswa sobat bumi dari Pertamina Foundation. 
Dukugan Orangtua adik dan kakak tercinta "I Love You"


Projek Sumbawagen memadukan antara Bioteknologi dan Teknologi informasi yang saat ini berkembang begitu pesat, yaitu menciptakan sebuah software berbasis android  yang memiliki kemampuan untuk mengukur kandungan Glukosa dalam madu sebagai Quality Control dan Peran bioteknologi yaitu mengumpulkan data yang kami butuhkan dalam pembuatan software tersebut.
Data tersebut kami dapatkan dari Robot bakteri yang memiliki beberapa sirkuit dengan promoter yang aktif dengan signal laktosa (lac promoter) untuk mengkode sebuah gen mutan Red fluorescent protein (mRFP) yang menjadi sebuah plasmid yang dimasukkan ke dalam E.coli. mRFP yang akan mengekspresikan warna merah ketika adanya lactosa (IPTG). Sebaliknya ekspresi mRFP akan menurun ketika glukosa ada di dalam medium. Sehingga mekanisme ini disebut Catabolite Repression. Kita menggunakan fenomena ini untuk mengukur konsentrasi glukosa dalam madu dengan menggunakan kalibrasi warna dari medium E.coli menggunakan hanphone berbasis android. Penemuan sebuah sirkuit baru yang terdiri dari constitutive promoter yang diikuti oleh Adenylate cyclase atau IIA GLC mungkin bisa digunkana pada sirkuit lac-mRFP yang dapat mempengaruhi tingkat sensifitas dari catabolite repression. Kita mengharapkan E.coli  yang dimodifikasi ini menghasilkan warna merah dalam konsentrasi glukosa yang berbeda dalam sebuah batas tertentu. Konsentrasi yang akan digunakan untuk mengukur konsentrasi glukosa dalam madu dengan merubah gen mRFP dengan amilCP (Sebuah protein yang dapat mengekspresikan warna biru). Kita akan mendapatkan E.coli yang dapat menghasilkan warna merah dan warna biru ketika madu yang di masukkan ke dalam medium berbeda. Sehingga proyek ini kami namakan “Econey Project” Econey perpaduan antara kata E.coli dan Honey, dengan memodifikasi E.coli dengan madu sebagai sinyal yang akan menjalankan sirkuit dalam robot Biologi kami.
Sambutan hangat kami dapatkan dari seluruh masyarakat Sumbawa yaitu dibuktikannya dengan hasil survey yang kami dapatkan dan berbagai pujian serta saran dari seluruh lapisan masyarakat ketika kami melakukan Human Practice Project (salah satu bagian dari proyek sumbawagen) disejumlah daerah penghasil madu di 8 kecamtan diantaranya kecamatan empang, Lape, Sumbawa, Untir iwis, Labuhan Badas, Moyo Hulu, Batu Lanteh dan  Moyo Hilir, dengan jumlah koresponden berjumlah 672 orang dengan berbagai macam latar belakang baik itu sebagai produsen, distributor, dan konsumen. Hasil survey diantaranya 99% masyarakat Sumbawa sudah pernah mengkonsumsi madu Sumbawa. Kemudian 73% masyarakat Sumbawa menyatakan bahwa tidak ada satupun alat untuk mengukur madu Sumbawa, sehingga sangat berkaitan dengan jumlah konsumen madu Sumbawa yang sangat besar namun untuk alat untuk menjaga kualitas madu (quality Control) dan mengukur glukosa dalam madu Sumbawa tidak ada. sebesar 58% masyarakat Sumbawa ingin menggunakan apabila ada alat yang dapat mengukur keaslian madu dan 26% masyarakat Sumbawa ingin mempelajari alat yang dapat mengukur keaslian Madu Sumbawa. Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah “apakah anda pengguna smartphone android?” sebesar 71% responden mengaku merupakan pengguna smartphone android. Sehingga ketika kami memilih mengaplikasikan pengukuran alat madu dalam bentuk software android, kami telah mengambil langkah yang benar sehingga alat yang akan kami buat nanti dapat beramanfaat dan berdampak bagi masyarakat luas, 100% masyarakat Sumbawa bangga dengan madu Sumbawa.
Dr. Arief Budi Witarto Ph.D merupakan kepala instruktur dari tim Sumbawagen Indonesia. Dr. Arif Budi Witarto Ph.D adalah seorang peneliti Indonesia terbaik dalam bidang rekayasa protein dan Bioteknologi, yang memiliki begitu banyak torehan prestasi antara lain peneliti muda Indonesia terbaik di bidang ilmu pengetahuan Teknik rekayasa 2002 dari LIPI, Adhicipta Rekayasa award 2006 dari persatuan insinyur Indonesia, dan begitu banyak torehan prestasi nasional bahkan internasional. Beliau menempuh pendidikan S1,S2, dan S3 di  Tokyo University Agricultural And Technology (TUAT) Jepang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar