17 September 2014.
Universitas Teknologi Sumbawa (UTS)
adalah satu-satunya universitas bagian timur Indonesia yang memiliki program
studi bioteknologi. Ilmu yang tengah tumbuh pesat di dunia saat ini namun tidak
di Indonesia. Sumbawagen tim ini dianamakan.Tim yang akan mengikuti lomba
bioteknologi internasional Internationall
genetically enginereed Machines (IGEM) di Boston, MIT, USA, pada tanggal 30 Oktober - 3 November 2014.
Tim yang terdiri dari 15 engineer
muda bioteknologi ini memiliki tantangan yang cukup besar dengan umur UTS yang
tidak lebih dari 2 tahun harus bersaing dengan 246 tim dari seluruh dunia,
tantangan berat Juga kami dapatkan dari Universitas terkemuka di negeri ini
yang notabenenya berasal dari Almamater besar dan telah lama hadir di Indonesia
diantaranya Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas
Brawijaya. Tetapi, selama perjalanan UTS kami tidak hanya ingin sekedar membuat
cerita, tetapi kami ingin membuat sejarah. Lima belas anggota yang tergabung dalam
sumbawagen juga merupakan penerima aktif beasiswa sobat bumi dari Pertamina
Foundation.
Dukugan Orangtua adik dan kakak tercinta "I Love You" |
Projek Sumbawagen memadukan antara
Bioteknologi dan Teknologi informasi yang saat ini berkembang begitu pesat,
yaitu menciptakan sebuah software berbasis android yang memiliki kemampuan untuk mengukur
kandungan Glukosa dalam madu sebagai Quality Control dan Peran bioteknologi
yaitu mengumpulkan data yang kami butuhkan dalam pembuatan software tersebut.
Data tersebut kami dapatkan dari Robot
bakteri yang memiliki beberapa sirkuit dengan promoter yang aktif dengan signal
laktosa (lac promoter) untuk mengkode
sebuah gen mutan Red fluorescent protein (mRFP)
yang menjadi sebuah plasmid yang dimasukkan ke dalam E.coli. mRFP yang akan mengekspresikan warna merah ketika adanya
lactosa (IPTG). Sebaliknya ekspresi mRFP akan menurun ketika glukosa ada di
dalam medium. Sehingga mekanisme ini disebut Catabolite Repression. Kita menggunakan fenomena ini untuk mengukur
konsentrasi glukosa dalam madu dengan menggunakan kalibrasi warna dari medium E.coli menggunakan hanphone berbasis
android. Penemuan sebuah sirkuit baru yang terdiri dari constitutive promoter yang diikuti oleh Adenylate cyclase atau IIA GLC mungkin bisa digunkana pada sirkuit
lac-mRFP yang dapat mempengaruhi tingkat sensifitas dari catabolite repression. Kita mengharapkan E.coli yang dimodifikasi ini
menghasilkan warna merah dalam konsentrasi glukosa yang berbeda dalam sebuah
batas tertentu. Konsentrasi yang akan digunakan untuk mengukur konsentrasi
glukosa dalam madu dengan merubah gen mRFP dengan amilCP (Sebuah protein yang
dapat mengekspresikan warna biru). Kita akan mendapatkan E.coli yang dapat menghasilkan warna merah dan warna biru ketika
madu yang di masukkan ke dalam medium berbeda. Sehingga proyek ini kami namakan
“Econey
Project” Econey perpaduan antara kata E.coli dan Honey, dengan memodifikasi E.coli dengan madu sebagai sinyal yang
akan menjalankan sirkuit dalam robot Biologi kami.
Sambutan hangat kami dapatkan dari seluruh
masyarakat Sumbawa yaitu dibuktikannya dengan hasil survey yang kami dapatkan dan
berbagai pujian serta saran dari seluruh lapisan masyarakat ketika kami melakukan
Human Practice Project (salah satu
bagian dari proyek sumbawagen) disejumlah daerah penghasil madu di 8 kecamtan
diantaranya kecamatan empang, Lape, Sumbawa, Untir iwis, Labuhan Badas, Moyo
Hulu, Batu Lanteh dan Moyo Hilir, dengan
jumlah koresponden berjumlah 672 orang dengan berbagai macam latar belakang
baik itu sebagai produsen, distributor, dan konsumen. Hasil survey diantaranya
99% masyarakat Sumbawa sudah pernah mengkonsumsi madu Sumbawa. Kemudian 73%
masyarakat Sumbawa menyatakan bahwa tidak ada satupun alat untuk mengukur madu
Sumbawa, sehingga sangat berkaitan dengan jumlah konsumen madu Sumbawa yang
sangat besar namun untuk alat untuk menjaga kualitas madu (quality Control) dan mengukur glukosa dalam madu Sumbawa tidak ada.
sebesar 58% masyarakat Sumbawa ingin menggunakan apabila ada alat yang dapat
mengukur keaslian madu dan 26% masyarakat Sumbawa ingin mempelajari alat yang
dapat mengukur keaslian Madu Sumbawa. Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah
“apakah anda pengguna smartphone android?” sebesar
71% responden mengaku merupakan pengguna smartphone
android. Sehingga ketika kami memilih mengaplikasikan pengukuran alat madu
dalam bentuk software android, kami telah mengambil langkah yang benar sehingga
alat yang akan kami buat nanti dapat beramanfaat dan berdampak bagi masyarakat
luas, 100% masyarakat Sumbawa bangga dengan madu Sumbawa.
Dr. Arief Budi Witarto Ph.D merupakan
kepala instruktur dari tim Sumbawagen Indonesia. Dr. Arif Budi Witarto Ph.D adalah
seorang peneliti Indonesia terbaik dalam bidang rekayasa protein dan
Bioteknologi, yang memiliki begitu banyak torehan prestasi antara lain peneliti
muda Indonesia terbaik di bidang ilmu pengetahuan Teknik rekayasa 2002 dari
LIPI, Adhicipta Rekayasa award 2006 dari persatuan insinyur Indonesia, dan
begitu banyak torehan prestasi nasional bahkan internasional. Beliau menempuh
pendidikan S1,S2, dan S3 di Tokyo University
Agricultural And Technology (TUAT) Jepang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar